PDIP Berjaya di Surabaya

Kamis, 10 April 2014 – 06:51 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Setelah dikalahkan Partai Demokrat pada Pileg 2009, kini PDIP kembali menang di Surabaya. Berdasar hasil rekapitulasi tempat pemungutan suara (TPS) yang dipantau Jawa Pos, partai berlambang banteng moncong putih tersebut unggul hampir di semua TPS. Bahkan, di sejumlah TPS, keunggulan suaranya mencapai 90 persen.

Misalnya, di TPS 14 Kelurahan Krembangan Selatan. Di antara total 231 jumlah suara sah, PDIP meraup 204 suara. Jauh meninggalkan para pesaingnya.

BACA JUGA: Temuan Bawaslu, Seluruh Surat Suara Tak Diteken KPPS

Yang terdekat adalah PKB dan PPP serta Partai Hanura. Masing-masing meraih empat suara. Gerindra, Demokrat, dan PKS masing-masing meraih tiga suara.

Kendati belum bisa dipastikan, sangat mungkin persentase kemenangan PDIP di Surabaya lebih besar daripada di tingkat nasional. Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana belum mau berkomentar banyak. “Lebih baik menunggu perhitungan suara selesai semua,” ucapnya.

BACA JUGA: Ratusan TPS Bermasalah Akibat Persoalan Logistik Pemilu

Yang menarik justru persaingan untuk memperebutkan nomor dua karena kekuatan partai-partai lain sangat berimbang. Yakni, antara Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, dan dibayangi PKS.

Pesta demokrasi yang dilaksanakan kemarin (9/4) juga dimeriahkan sejumlah pejabat. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mencoblos di TPS 1 Jajar Tunggal Wiyung. Setelah mencoblos, wali kota mengalami kesulitan melipat surat suara, terutama untuk DPD.

BACA JUGA: Tak Ada TPS di RSCM, Pasien dan Keluarga tak Nyoblos

Pantauan Jawa Pos, sekitar pukul 06.30 wali kota bersama keluarga keluar rumah. Mereka berjalan kaki menuju TPS yang jaraknya sekitar 500 meter. Saat menuju TPS, sejumlah tetangga wali kota bergabung.

Tidak lebih dari 10 menit, mereka sudah tiba di TPS tersebut. Setelah menyetorkan surat undangan mencoblos, wali kota menunggu panggilan dari ketua KPPS. Tak lama, dia dipanggil untuk mengaspirasikan suaranya.

Ditemui setelah mencoblos, Risma -panggilan akrab Tri Rismaharini- mengatakan, pihaknya berharap tidak ada kekeliruan yang terjadi dalam pileg di Surabaya. "Kalau keliru, nanti takutnya bermasalah," terangnya.

Pileg, lanjut dia, merupakan pes­ta masyarakat. Dia berharap masyarakat bisa memilih yang terbaik. Dengan begitu, ke depan kondisi bangsa ini bisa jauh lebih baik. “Ini momentumnya masyarakat untuk bisa lebih baik,” jelasnya.

Setelah mencoblos, Risma merasa ada kesulitan tersendiri dalam pemilu kali ini. Selain surat suara begitu banyak, ukuran surat suara untuk DPD terlalu besar. “Ini surat suaranya dari DPR RI hingga DPRD Surabaya, sangat banyak,” ujarnya.

Akhirnya, saat melipat kembali surat suara, dia mengalami kesulitan. “Itu seharusnya jangan terlalu besar, gimana kalau orang yang sudah lansia. Kalau sederhana, tentu akan sangat mudah,” paparnya.

Saat ditanya memilih partai yang mana, Risma menjawab dengan gurauan. "Maunya saya pilih apa, saya milih semuanya," ujar wali kota perempuan pertama Surabaya tersebut.

Terkait dengan prediksi kemenangan besar salah satu partai, dia mengatakan bahwa seharusnya hal itu ditanyakan ke ketua partainya. "Saya ini kepala daerah, tidak boleh berpihak. Harus independen," tuturnya sembari tersenyum.

Menurut dia, pihaknya akan kembali mengadakan inspeksi mendadak (sidak) untuk melihat proses pileg. Ada sejumlah lokasi yang akan ditujunya, yakni Pakal, Karang Pilang, Gunung Anyar, dan Bulak. "Saya ingin pastikan di daerah itu semua,'' jelasnya.

Empat daerah tersebut terhitung merupakan daerah pinggiran. Wali kota memilih daerah pinggiran karena memang jarak pengiriman logistik yang cukup jauh. "Jaraknya jauh dari pusat kota, semoga tidak ada masalah dan pengiriman logistiknya aman," ungkapnya.(tim jp/c7/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Hitung Cepat Pukulan bagi Lembaga Survey Abal-abal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler