PDIP Dinilai Masih Bergaya Oposisi

Minggu, 05 Oktober 2014 – 20:56 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menyarankan PDIP mengubah pola komunikasi politiknya dengan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP). Bila tidak, PDIP dan pemerintahan Joko Widodo akan terus jadi bulan-bulanan.

"Pola komunikasi PDIP tidak cair. Padahal sebagai partai pemerintah, PDIP seharusnya melakukan perubahan gaya dan tidak lagi memerankan diri sebagai partai oposisi," kata Siti Zuhro, di Jakarta, Minggu (5/10).

BACA JUGA: Nilai Perppu Pilkada Langsung Penuhi Syarat Konstitusi

Menurut Siti, sudah waktunya PDIP leading party di Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Namun sayangnya, perubahan posisi dan gaya PDIP tidak dilakukan secara tangkas. "PDIP lambat mengubah gaya dari oposisi jadi partai pemerintah," tegasnya.

Dengan komposisi ramping yang dari segi jumlah suara tidak gemuk, diakui Siti, memang tidak mudah untuk menyeimbangkan posisi dengan KMP. Namun riil politik menyaratkan bahwa seorang pemimpin harus piawai dalam melakukan komunikasi politik.

BACA JUGA: Jokowi Ogah Sebut Nama Kandidat Pimpinan MPR

"Hal itulah yang dilakukan oleh almarhum Taufik Kiemas. Beliau sangat luar biasa karena bisa membuat lawan beraroma kawan," ungkapnya.

Taufik Kiemas lanjutnya, juga bisa membuat partai yang sedang dioposisi tidak sepenuhnya menjadi lawan. Tak heran pula bila Taufik kemudian menjadi ketua MPR RI periode lalu.

BACA JUGA: Terus Berupaya Pulangkan Buronan Korupsi Chevron

"Dalam politik ada simbiosis mutualisma. Sehingga ada syarat yang harus dipenuhi agar perkawanan bisa sama-sama menguntungkan. Karenanya, mau atau tidak mau, PDIP harus membangun kerjasama tersebut," sarannya.

Siti menegaskan, pucuk pimpinan PDIP saat ini tidak melakukan hal yang dulu pernah dirintis oleh Taufik Kiemas. Sehingga, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri harus memulai memperbaiki pola komunikasinya dengan pihak lain.

Dia menambahkan, tidak sepantasnya politikus terlalu lama ngambek. Sebab, yang bersangkutan tidak hanya memerankan dirinya sendiri melainkan sebagai pucuk pimpinan partai.

"Saat ini sangat genting karena sudah dekat dengan pelantikan Jokowi yang juga kader PDIP sebagai presiden. Bila ingin pelantikan dan pemerintahan Jokowi berjalan lancar, maka banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh Megawati," tukasnya.

Meski sudah terlambat dilakukan, dia tetap menyarankan perlu ada pembicaraan dan pendekatan. Jangan mempertahankan pola komunikasi yang tidak kondusif bagi rekonsiliasi politik.

"PDIP harus introspeksi dan mereposisi dari oposisi ke partai pemerintah. Tidak perlu lagi menyalahkan pihak lain dan menggunakan gaya lama yang justru merugikan," imbuhnya. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Kekalahan PDIP di DPR Versi Arbi Sanit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler