jpnn.com - JAKARTA - Dibentuknya pansus DPR untuk membahas kasus PT Pelindo II disebut-sebut sangat kental dengan aroma politis. Bahkan beberapa kalangan menyebut bahwa pansus tersebut dibuat untuk mengambil alih Pelindo II. Nah, PDIP-lah yang dituding sebagai pihak paling menginginkan pengambil alihan tersebut.
“Saya melihat kental sekali aroma politisnya (Pansus Pelindo II). Ini ladang permainan elite kelas tinggi untuk saling berebut lahan sebab ini sangat menguntungkan dan menggiurkan sekali kue kekuasaan di situ," kata Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago, saat dihubungi wartawan, Minggu (25/10).
BACA JUGA: Cium Aroma Permainan Anggaran, KPK Diminta Awasi Banggar DPR
Menurut Pangi, PDI Perjuangan sebagai partai penguasa saat ini, memiliki kepentingan mengambil alih lahan tersebut. Kata dia, selama 10 tahun lalu saat SBY berkuasa, PDIP ibarat berpuasa. Nah, sekarang saat PDIP menjadi partai penguasa, mereka pun berupaya mengambil panen.
Tak heran Komjen Budi Waseso lalu diminta pasang badan untuk mengambil alih. "Buwas nggak kuat. Arus baliknya sangat kuat. Namun PDIP akan terus menekan dan memainkan segala macam strategi untuk mengambil alih Pelindo II,” kata dia.
BACA JUGA: MenPAN-RB Pastikan Kaum Difabel Bisa Jadi PNS
Nah, pansus Pelindo II di DPR kemudian digunakan sebagai tambahan energi layaknya bantuan dukungan politik. “Karena itu Ketua Pansus-nya adalah Rieke Diah Pitaloka yang juga kader PDIP," imbuhnya.
Pangi pun menduga, Pansus Pelindo 2 itu nasibnya tak jauh beda dengan pansus-pansus lain di DPR RI. Yakni menguap ke langit setelah ada kekuatan politik yang sangat kuat melindunginya. "Pansus ini akan masuk angin,” ujarnya.
BACA JUGA: SOKSI Tak Sudi Program Bela Negara Bebani APBN
Menurutnya, apa yang terjadi saat ini terkait dengan persiapan Pemilu 2019 mendatang. Sama seperti BUMN lainnya, Pelindo II adalah ladang basah yang seksi dengan angka-angka rupiah yang menggiurkan. “Jadi wajar saja jadi rebutan,” imbuhnya. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Cara Menaker Cegah Konflik Pekerja Asing dan Lokal
Redaktur : Tim Redaksi