jpnn.com - JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (Depipus) Baladhika Karya yang dibentuk oleh Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) menggelar Musyawarah Besar (Mubes) untuk mengukuhkan sikap mendukung program pemerintah bela negara dan pengukuhan Depipus Baladhika Karya periode 2015-2020.
Mubes diselenggarakan di Jakarta dari tanggal 24 hingga 25 Oktober 2015 mengambil tema "Bela Negara Wujudkan Kesejahteraan Rakyat, SOKSI Bangkit Baladhika Karya Bangkit!", dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu, Ketua Umum Depinas SOKSI Ade Komarudin, dan senior SOKSI Oetoyo Usman.
BACA JUGA: Ini Cara Menaker Cegah Konflik Pekerja Asing dan Lokal
"Dari dulu SOKSI semangat soal bela negara ini, bahkan kami memiliki pendidikan kader bangsa yang terus diterapkan. Sebab tidak bisa masalah pertahanan ini diserahkan penuh kepada TNI saja. Tapi kan konsep TNI itu adalah bersama rakyat," kata Ade Komarudin, kepada wartawan, di sela-sela Mubes, di Jakarta, Minggu (25/10).
Akom sapaan akrab Ade Komarudin menilai bela negara bagi negara yang berdaulat penting, namun harus dihitung secara benar mekanisme, proses dan anggarannya. "Kami tahu bahwa keuangan negara pada posisi sekarang sedang sulit dan berat. Ekonomi Indonesia saat ini mengalami pelambatan jangan sampai usulan program bela negara membebani keuangan negara," harap Ketua Fraksi Golkar DPR RI ini.
BACA JUGA: Ini Alasan YLBHI Minta Presiden Copot Jaksa Agung
Sementara Ketua Umum Baladhika Karya terpilih Novel Hilabi mengatakan lembaga ini adalah wadah perjuangan yang menghimpun manusia karya pejuang yang mandiri, bermoral dan profesional, bergerak terutama di bidang kekaryaan profesi.
"Melalui Musyawarah Besar Para Wira Utama Baladhika Karya seluruh Indonesia akan mempertegas sikapnya untuk menjadi garda terdepan mengawal keberhasilan Nawacita, yaitu dengan menghambat munculnya perilaku sosial termasuk ancaman komunisme yang kurang mendukung proses pengisian nilai-nilai kemerdekaan Indonesia, tindak pidana KKN, pelanggaran hukum dan HAM, masih terus berlangsung" katanya.
BACA JUGA: Rapor Merah dari KontraS untuk Jaksa Agung
Dia menilai bahwa, selama 70 tahun kemerdekaaan, Bangsa Indonesia masih terus berada dalam pasang surut. Proses pembangunan bangsa ujarnya, memang masih tersendat akibat adanya perlambatan ekonomi global, bencana alam dan krisis identitas bangsa.
"Untuk menjawab tantangan geo-politis itu maka segenap komponen bangsa harus terlebih dahulu sadar akan kemampuan dan potensi yang dimiliki dengan menyatupadukan tekad untuk militan mewujudkan negara sejahtera. Melalui program Bela Negara diharapkan menjadi kawah candradimuka untuk menumbuhkan nasionalisme dan mempertebal militansi seluruh kader bangsa akan keindonesiaan mereka," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja Jeblok, Jaksa Agung Harus Diganti
Redaktur : Tim Redaksi