jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi mengacu survei Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI).
PDIP dalam survei berjudul Political Outlook 2022: Meneropong Poros Koalisi mengantongi elektabilitas sebesar 19,2 persen.
BACA JUGA: Bukan Elektabilitas, Syarat PDIP Mengusung Kandidat pada 2024 Karena Hal Ini
"PDIP tetap partai merajai berbagai survei, ada sekitar 19,2 persen yang istikamah dan konsisten memilih PDIP jika pemilu dilakukan sekarang," kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno saat memaparkan hasil survei secara virtual, Senin (27/12).
Angka itu jauh di atas elektabilitas parpol lain peserta Pemilu 2019, yaitu Gerindra dan Golkar yang masing-masing mengantongi punya tingkat keterpilihan 13,3 persen dan 7,6 persen.
BACA JUGA: Letjen Chandra Singgung Motif 3 Prajurit TNI Diduga Membuang Jasad Sejoli ke Sungai
Berturut-turut setelah Golkar, ada PKB (6 persen), Demokrat (5,7 persen), PKS (5,3 persen), PPP 3,3 persen, NasDem 3,1 persen, PAN 2 persen, Perindo 1,1 persen.
Sementara itu, elektabilitas sembilan parpol lain berada di bawah 1 persen, yaitu Hanura (0,4 persen), Partai Aceh (0,4 persen), PSI (0,3 persen), PBB (0,2 persen), Partai Ummat (0,2 persen), Partai Garuda (0,1 persen), PNA (0,1 persen), PKPI (0,1 persen), Gelora (0,1 persen).
BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tertinggi, Prabowo Kedua, Puan ke Berapa?
Selanjutnya, ada 12,8 persen responden tidak menjawab tentang pilihan partai yang akan dipilih dan 18,7 persen merahasiakan jawaban.
Survei hasil kerja sama Politika Research & Consulting dengan Parameter Politik Indonesia itu dikerjakan pada 12 November-4 Desember 2021.
Responden survei sebanyak 1.600 orang yang terpilih secara acak dan tersebar di 34 provinsi. Setiap responden berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Metode pengambilan survei melalui tatap muka. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dengan margin of error 2,5 persen. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan