PDIP Siapkan Skenario tanpa Prabowo

Bila Raih Kursi sampai 20 Persen

Rabu, 06 Mei 2009 – 08:58 WIB
JAKARTA - PDIP semakin intensif melaksanakan rapat pleno untuk membahas arah koalisiBelum ada titik temu dengan Partai Gerindra membuat para elite partai berlambang moncong putih itu terus mencari alternatif

BACA JUGA: JK Disesak Tindak Manuver DPD II



Bagi PDIP, pencapresan Megawati harga mati
Itulah yang membuat koalisi PDIP-Gerindra sulit mencapai kesepakatan

BACA JUGA: MPS Ikut Nyatakan Mendukung JK-Win

Sebab, Gerindra juga ngotot menjadikan Prabowo sebagai capresnya
Padahal, kalau PDIP dan Gerindra terpecah, akibatnya bisa fatal

BACA JUGA: Imbangi Oposisi, Sebaiknya Wapres SBY dari Parpol

Megawati dan Prabowo akan sama-sama kehilangan momentum untuk tampil di Pilpres 2009.

Dalam Rapat Pleno PDIP di Rumah Megawati Jalan Teuku Umar kemarin, pencapresan Mega belum berubahKetua DPP PDIP Tjahjo Kumolo menjelaskan partainya masih menunggu hasil tabulasi suara KPU benar-benar tuntasDalam hitung-hitungan internal, jelas Tjahjo, sampai sekarang PDIP sudah mengantongi 104 atau 105 kursi DPRArtinya, masih kurang sedikit, yakni 7 atau 8 kursi lagi, agar genap 112 kursi atau 20 persen dari 560 kuota kursi DPRKalau itu tercapai, sesuai dengan UU Pilpres, PDIP bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendiri.

''Kalau begitu, bisa saja kami mengambil nama lain dari yang itu (Prabowo, Red)Misalnya Mega- Sultan,'' katanya setelah rapat pleno itu.

Tetapi, imbuh Tjahjo, bila target minimal 112 kursi itu tidak tercapai, harus ada penambahan lewat koalisi dengan Gerindra yang meraih sekitar 4,5 persen suara''Apalagi PPP dan PAN sudah ke sana,'' ujarnya.

Bagaimana skenarionya kalau PDIP-Gerindra deadlock? ''Kami masih berpikir positif, belum berpikir opsi jika ada kebuntuan antara PDIP dan Gerindra,'' jawab Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif (BP Pemilu) yang juga ketua Fraksi PDIP di DPR itu.

Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menyampaikan Kamis besok PDIP akan kembali mengadakan rapat pleno di kediaman MegawatiDalam rapat itulah, akan diputuskan pasangan capres-cawapres dari PDIP''Keputusan terakhir yang final,'' ujarnya.

Pram -sapaan Pramono- menegaskan bahwa prinsipnya, bangunan demokrasi yang lebih kuat harus terbangun oleh pemerintahan baru ke depanKarena itu, PDIP terus berkomunikasi dengan seluruh kekuatan politik yang akan tampil di pilpres.

Pram juga menegaskan, keputusan PDIP untuk mencalonkan Megawati sebagai capres belum berubah''Sampai rapat tadi, tidak ada pembahasan soal itu,'' katanya.

Komunikasi politik dengan Prabowo dan Gerindra juga terus diintensifkan meskipun sifatnya tertutup''Barusan juga, Megawati mengutus saya dan Taufiq Kiemas (ketua Dewan Pertimbangan Pusat/Deperpu PDIP, Red) berkomunikasi dengan pihak lainPolitik itu harus ada element of surprise-nya,'' ujar Pram.

Sejumlah elite PDIP bersikeras agar Megawati menempati posisi capresBahkan, ada yang berpandangan, lebih baik PDIP sekalian tidak berpartisipasi dalam pilpres daripada harus merelakan Megawati mundur''Sikap saya secara pribadi memang begitu,'' kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait sesudah rapat pleno kemarin (5/5).

Menurut dia, Megawati harus maju bukan cuma karena sudah diputuskan Rakernas PDIPRealitas politiknya, lanjut Arar -begitu dia biasa disapa-, suara PDIP dalam pemilu 9 April lalu yang mencapai 14,5 persen jauh lebih besar daripada Gerindra yang hanya 4,5 persenSelain itu, PDIP memiliki jaringan politik di level kepala daerah dan DPRD.

''Hasil polling selama 2,5 tahun terakhir juga konsisten memosisikan Megawati sebagai rival terbesar SBY,'' ujarnya.

Arar mengakui Prabowo memiliki keunggulan soal logistik''Tapi, itu bukan segala-galanya,'' tegasnyaKalau Megawati maju, imbuh Arar, seluruh kader PDIP yang duduk di legislatif akan mengonsolidasikan potensi logistik''Suasananya akan berbeda kalau Mega tidak maju,'' cetusnya(pri/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Sempurnakan JK-Win di Rapimnassus II


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler