jpnn.com - JAKARTA - Pakar ilmu politik Universitas Indonesia Prof Budiyatna menyayangkan sikap PDI Perjuangan yang terkesan masih kurang puas dengan reshuffle kabinet.
PDI Perjuangan dianggap tidak ada puasnya. Baru beberapa hari Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet, partai berlambang kepala banteng ini sudah mimpi akan ada reshuffle jilid II. PDI Perjuangan dianggap masih ingin ada tambahan jatah di reshuffle jilid II.
BACA JUGA: Pidato Jokowi Dianggap Cuma Iklan Sukses
Padahal, dalam reshuffle yang dilakukan Presiden Joko Widodo, Rabu (12/8) lalu itu, PDI Perjuangan mendapat tambahan jatah, yaitu Pramono Anung yang diangkat menjadi Seskab menggantikan Andi Widjajanto.
Dengan tambahan itu, kini PDI Perjuangan resminya memiliki lima menteri di kabinet. Empat yang lainnya adalah Menko Kebudayaan dan Pembangunan Manusia Puan Maharani, Mendagri Tjahjo Kumolo. Menkumham Yasonna H Laoly, dan Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
BACA JUGA: Rhoma Irama: Saya Tak Pernah Sakit Hati dengan Siapapun
"Kalau sekadar saran sih boleh, tapi nggak gitu juga. Nggak lucu baru beberapa hari ada reshuffle sudah minta reshuffle lagi," ucapnya seperti dikutip dari RMOL.co (Grup JPNN), Minggu (16/8).
Budiyatna mengatakan, PDI Perjuangan memang pendukung utama pemerintahan Jokowi. Tapi, bukan berarti PDI Perjuangan boleh mendorong reshuffle kapan saja. Untuk urusan reshuffle, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tidak boleh ikut campur.
BACA JUGA: Ini Instruksi Jokowi terkait Trigana Hilang Kontak di Papua
"Jangan anggap terus Jokowi anak kecil sehingga bisa diperintah-perintah. Untuk urusan reshuffle, PDIP tidak punya wewenang. Biarkan presiden yang menentukan. Tidak perlu didorong-dorong," tandasnya. (zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringati HUT RI, Penggemar Mobil Kuno Napak Tilas Peristiwa Rengasdengklok
Redaktur : Tim Redaksi