PDIP Tunggu Tawaran SBY

Sabtu, 12 Februari 2011 – 04:04 WIB

JAKARTA - PDI Perjuangan masih menunggu tawaran dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menempatkan kadernya di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) IIMeski demikian, kalaupun ada tawaran belum tentu PDIP serta merta menerimanya

BACA JUGA: Megawati Perintahkan FPDIP Siapkan Pansus dan Interpelasi



Wakil Sekjen DPP PDIP, Achmad Basarah, mengatakan, PDIP sebagai partai nasionalis ingin membuka diri terhadap setiap kelompok
Namun terkait kabar reshuffle kabinet yang semakin santer, Basarah menegaskan bahwa diperlukan proses panjang bagi PDIP untuk bersekutu dengan pemerintahan SBY

BACA JUGA: Condro Tak Tega Hadirkan Mega ke KPK



"Mereka (SBY) punya hak menawarkan
Apakah PDIP menerima atau tidak, tergantung pada posisi politik PDIP sendiri," kata Basarah usai rapat intern di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (11/2).

Meski demikian komunikasi politik terus dilakukan

BACA JUGA: MK Tolak Gugatan Pemilukada Karimun

Untuk itu Puan Maharani sebagai Ketua DPP bidang politik terus membuka komunikasi politik dengan pihak lain"Termasuk Partai DemokratItu tugas Mbak Puan," ucap Basarah.

Meski demikian Basarah juga mengatakan, sampai sejauh ini belum ada rapat di DPP PDIP yang khusus membahas rencana reshuffle kabinetAlasannya, reshuffle merupakan domain Presiden SBYSedangkan PDIP, imbuh Basarah, mengambil posisi sebagai partai yang mengawasi pemerintah

"Intinya gotong royong membangun negeriPemerintah menjalankan kekuasaan, PDIP mengawasinya," paparnya

Disinggung bahwa kongres PDIP Bali memutuskan untuk bersikap oposisi terhadap pemerintah, Basarah mengatakan, keputusan itu memang mengikat pengurus dan kader partaiTetapi untuk simpatisan PDIP, tidak ada larangan untuk masuk pemerintahan SBY"Tidak diatur soal simpatisanTapi kalau punya KTA (Kartu Tanda Anggota), berarti terikat aturan partai," pungkasnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamus Agendakan Pembacaan Hak Angket


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler