Pedagang Daging Mogok Jualan, Emak-Emak Jangan Khawatir, Simak Nih

Selasa, 01 Maret 2022 – 20:33 WIB
Pedagang daging mogok. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Dharma Jaya menyediakan sebanyak 130 ton daging sapi beku di tengah meningkatnya harga daging segar di Jakarta.

Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman mengatakan ketersediaan daging sapi tersebut membantu masyarakat agar bisa mendapatkan daging apalagi saat pedagang daging lainnya sedang mogok.

BACA JUGA: TNI AL Gerebek Gudang Milik RR, Laksamana Yuda Arsyad Sebut Soal Membekengi

Dia menjamin harga daging dari BUMD tersebut cukup terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari.

“Untuk harga dagingnya masih di bawah harga di pasaran mulai Rp 115.000 sampai Rp 130.000 per kilogram, tergantung jenis dagingnya dan kecuali daging khusus, seperti Shortplate, Sirloin Angus, Sirloin Steak Cutting, Teriyaki Slice,” ucap Raditya, Selasa (1/3).

BACA JUGA: AKBP M Coreng Nama Baik Polri, Polda Sulsel Minta Maaf

Dia menjelaskan masyarakat dapat membeli daging di Toko Daging Dharma Jaya dengan cara datang langsung ke Kantor Perumda Dharma Jaya di Jalan Penggilingan Raya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur atau bisa didapatkan secara online di marketplace dengan nama official store Toko Daging Dharma Jaya.

“Warga tidak perlu khawatir, Dharma Jaya tetap memastikan pasokan daging-daging yang lebih murah sebagai pilihan bagi masyarakat Jakarta,” kata dia.

BACA JUGA: Mogok Dagang, Pedagang Sebut Kebijakan Daging Sapi Carut-marut

Dia mengungkapkan daging beku bisa menjadi pengganti daging segar.

Apalagi daging beku belum menjadi pilihan utama untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia. 

Menurut dia, padahal daging beku lebih sehat untuk dikonsumsi daripada daging segar. 

“Daging itu cepat busuk. Daging mentah yang dibiarkan disimpan pada suhu biasa tanpa pendinginan lebih dari enam jam, maka akan tercium bau busuk,” paparnya. 

Seluruh pedagang daging berhenti berjualan selama lima hari sejak Senin (28/2) kemarin.

Mogok dagang tak hanya dilakukan oleh pedagang Jakarta, melainkan pedagang Jawa Barat dan sekitarnya.

Hal itu lantaran kebijakan pemerintah yang dinilai carut marut dan abai terhadap pedagang kecil.

“Kebijakan pemerintah seringkali ramah kepada korporasi besar sehingga terjadi monopoli dan kartelisasi komoditi daging dan sapi,” ucap Mufti dalam keterangannya. (mcr4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selebgram Naura Resmi Berstatus Terdakwa Kasus Investasi Bodong


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler