jpnn.com - SURABAYA - Upaya untuk menutup lokalisasi Dolly terus dilakukan. Rencana paling baru adalah memberikan kredit lunak kepada pedagang di kawasan lokalisasi yang dulunya disebut terbesar di Asia Tenggara itu. Kebijakan tersebut ditujukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap lokalisasi itu.
Cara untuk mendapatkan kredit lunak cukup mudah. Setiap pedagang di sekitar Dolly tinggal mendatangi Kelurahan Putat Jaya dan Sawahan. Nantinya, petugas kecamatan dan kelurahan yang menghubungkan pedagang dengan dinas sosial terkait dengan kredit lunak tersebut.
BACA JUGA: Bawa Pulang Nelayan dari Papua Nugini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, pedagang di lokalisasi saat ini perlu perhatian lebih. Karena itu, kredit lunak tersebut menjadi salah satu solusinya. “Jadi, pedagang tetap bertahan,” ucapnya.
Harapannya, kesejahteraan pedagang di lokalisasi bisa meningkat. Jika kesejahteraan meningkat, mereka tidak perlu lagi menggantungkan diri pada lokalisasi. “Ini bisa lebih bagus,” jelasnya.
BACA JUGA: Mantan Sekda Dituntut 7 Tahun
Selain itu, ada berbagai upaya yang dilakukan. Misalnya, pedagang meminta peralatan usaha. Dia mengatakan, beberapa waktu lalu ada yang meminta mesin cuci untuk usaha cuci pakaian. Tentu pemkot membantu sepenuhnya. “Kalau mau, ya kami beri,” terangnya.
Bahkan, lanjut dia, kalau mau seperti di Klakahrejo yang telah punya empat rumah usaha, pemkot juga bisa mengusahakan. Di Klakahrejo, memang terdapat empat rumah bekas wisma yang sekarang berubah fungsi menjadi tempat usaha seperti industri rumah tangga. “Yang menyewa rumah itu pemkot,” ujarnya.
BACA JUGA: Sertifikasi Guru Swasta Nunggak
Yang menjalankan usaha tersebut adalah warga dan sejumlah mantan mucikari. Dia menuturkan, pedagang di lokalisasi Dolly bisa melakukan hal yang sama. “Untuk meningkatkan kesejahteraan, semua harus dilakukan,” papar wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono menjelaskan, kredit lunak terhadap pedagang di sekitar lokalisasi itu memang sangat penting. Terutama, untuk pedagang kecil. “Jangan sampai salah sasaran, pedagang yang sudah besar malah dibantu,” tuturnya.
Yang juga penting adalah merealisasikan berbagai janji pemkot untuk lokalisasi tersebut. Misalnya pembangunan pasar dan sentra PKL. Dia menjelaskan, tanpa ada lahan berjualan, usaha akan sulit berkembang.
Dengan keberadaan pasar dan sentra PKL, tentu pertumbuhan ekonomi di sekitar daerah itu akan terkatrol. Jadi, peralihan dari lokalisasi menjadi kawasan biasa bisa lebih cepat. “Realisasi itu penting untuk menunjukkan keseriusan pemkot,” paparnya. (idr/c17/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cabut Izin Perusahaan Pembakar Lahan di Riau
Redaktur : Tim Redaksi