jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Business Links (IBL) dan Citi Indonesia menyelenggarakan webinar bertema “Penguatan Ekonomi Sirkular Dengan Menumbuhkan Eco-Sociopreneur Pemuda di Tengah Perubahan Iklim” pada 16 Desember 2021.
Webinar ini merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan dalam program Skilled Youth Fase V, yang diikuti oleh para generasi muda dari berbagai wilayah di Indonesia.
BACA JUGA: SS Terancam Tua dan Mati di Penjara
Executive Director of IBL Yayan Cahyana menuturkan Skilled Youth Fase V merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda dan iklim yang terjadi di Indonesia selama ini.
Dia menjelaskan bahwa program Skilled Youth Fase V juga memberikan dan membantu peluang ekonomi generasi muda melalui peningkatan kompetensi untuk menjadi tenaga kerja yang siap kerja dan seorang wirausaha yang tangguh dan berdaya saing.
BACA JUGA: Pencuri Uang Rp 8 Juta di RS Harapan Kita Ditangkap, Pelakunya Tak Disangka, Astaga
“Pemuda ini adalah tulang punggung kita di masa depan. Maka dari itu, IBL sejak 2004 mengembangkan aktivitas anak muda,” kata Yayan.
Dia mengatakan praktik ekonomi sirkular di Indonesia sudah memperlihatkan dampak positifnya.
BACA JUGA: Kementan Berikan Rekomendasi Teknologi untuk Hadapi Perubahan Iklim
Data Bappenas menunjukkan bahwa pada tahun 2019, penerapan ekonomi sirkular menyebabkan penurunan gas rumah kaca mencapai 93,83 juta ton CO2e dan pengurangan pencemaran mencapai 50,59 juta ton polutan.
Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Puni A Anjungsari mengungkapkan konsep ekonomi sirkular adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim serta tetap menciptakan peluang ekonomi hijau.
"Kami terus mendukung keberlangsungan program Skilled Youth ini, termasuk dalam mempromosikan konsep ekonomi sirkular. Ini juga sejalan dengan komitmen ESG (Environment, Social, and Governance) Citi secara global, di mana kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kami berharap agar kegiatan ini mampu mendorong penerapan konsep tersebut di kalangan generasi muda, baik dengan memilih perusahaan yang ramah lingkungan maupun menciptakan bisnis yang beriorientasi pada ekonomi hijau,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (DJPPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Laksmi Dhewanthi melalui Radian Bagiyono mengatakan bahwa ketahanan ekonomi memastikan risiko perubahan iklim tidak mengganggu perekonomian.
Hal ini dicapai dengan pembangunan rendah emisi gas rumah kaca (GRK) dan ketahanan sistem pangan, air, dan energy melalui penerapan lima program kunci.
“Program kunci pertanian dan perekebunan berkelanjutan, penurunan deforestasi dan degradasi hutan (REDD), pemanfaatan lahan terdegradasi, efisiensi energy, dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan,” tuturnya.
Founder CEO Waste4 Change M Bijaksana Junerosano mengapresiasi program tersebut. Dia mengatakan bila generasi muda dan masyarakat bersama-sama melakukan donasi bulanan untuk restorasi dapat menjadi solusi.
“Kalau generasi dan masyarakat berbodong-bondong melakukan donasi bulanan untuk resotrasi dan solusi lingkungan. Maka akan ada sumber daya yang massif untuk menjadi dorongan percepatan solusi,” kata Junerosano.
Founder and CEO Partership-ID IBL Board of Management Yanti Triwadiantini menjelaskan tentang ekonomi sirkular.
Kata dia, ekonomi sirkular adalah pendekatan sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan biaya sistem produksi konsumsi yang linier. Termasuk menghilangkan limbah dan polusi, menjaga agar produk dan bahan tetap dipakai, dan memproduksi ulang sistem alamiah.
“Konsep ekonomi sirkular lebih dari sekadar recycling karena perlu transformasi dari keseluruhan sistem produksi dan tidak semata-mata mengurangi dampak buruk produksi, tapi juga menciptakan meningkatkan dampak positif,” ujarnya.
Program Skilled Youth yang didukung penuh oleh Citi Foundation dan dilaksanakan sejak 2015, menargetkan generasi muda usia 16 – 25 tahun di wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
Program ini membekali kaum muda dengan berbagai keterampilan soft skill maupun hard skill, pendampingan bisnis, serta bimbingan kerja.
Program ini merupakan salah satu upaya untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan ke-8 SDGs, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. (rhs/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti