jpnn.com - MEDAN - Supriono, 42, warga Jalan Citarum Dusun I, Desa Medan Krio, Sunggal, Deliserdang, nyaris menjadi korban mutilasi oleh Jesman Sitepu,38, warga Jalan Glugur Rimbun, Desa Pasar Lori, Sei Mencirim, Deliserdang, Minggu (22/3) malam pukul 21.00 WIB. Pasalnya, Jesman Sitepu merasa dikibuli dan uang cicilan sepeda motornya digelapkan oleh Supriono yang diduga sebagai petugas leasing gadungan.
Beruntung Supriono masih hidup. Jesman menembaknya dengan menggunakan senapan angin. Tapi beberapa bagian tangan dan kakinya nyaris putus karena diiris dengan pisau dapur.
BACA JUGA: Otak Perampokan Mati di Rumah Sendiri
Menurut pangakuan Jesman di Mapolsek Sunggal, kejadian ini bermula ketika kredit sepeda motornya nunggak hingga enam bulan, bahkan sepeda motornya sempat ditarik pihak showroom. Saat itu, Supriono datang menawarkan jasa untuk mengurus ke pihak leasing.
"Dia (Supriono, Red) mengaku orang leasing. Ditunjukkannya berkas-berkas leasingnya. Karena saya percaya, lalu saya kasih uang cicilan untuk dibayar dua bulan sebanyak Rp 1 juta (Rp 500 ribu per bulan)," beber Jesman.
BACA JUGA: Telantarkan Bayi Berusia 3 Bulan dan 18 Bulan, Ibu Ditahan
Selain memberikan uang cicilan, tersangka juga memberikan uang operasional kepada korban. "Jika ditotal, ada saya kasih sekitar Rp 3 jutaan lebih dan itu uang cicilan saya selama 6 bulan," katanya.
Singkat cerita, karena merasa telah melunasi uang cicilan, tersangka mendatangi kantor leasing untuk mengambil BPKB. "Begitu sampai di kantor leasing, ternyata tidak pernah dibayarnya cicilan saya, makanya saya emosi. Lalu, saya cari dia terus sampai ketemu," sebut Jesman.
BACA JUGA: Kalah Judi, Remaja Bobol Rumah
Jelang akhir 2013, Jesman akhirnya bertemu dengan Supriono. Kala itu Supriono berjanji akan memulangkan semua uang Jesman. "Sudah baik kali saya buat dia. Waktu itu saya bilang, kalau nggak bisa melunasi semua, bayar saja Rp 2 juta dulu," jelasnya.
Namun, janji tersebut tak kunjung ditepati. Bahkan, Supriono sempat menghindar saat ditagih utangnya. Akhirnya, Jesman mendatangi rumah Supriono, Minggu (22/3), malam sekira pukul 20.30 WIB.
"Saya kebetulan baru berburu musang. Jadi saya bawa saja senapan berburu tersebut ke rumahnya," kata Jesman.
Malam itu, Jesman bertemu dengan istri Supriono bernama Nining. Ketika ditanya keberadaan suaminya, Nining berdalih suaminya sedang di luar kota. "Tapi kuat dugaan saya, kalau dia ada di rumahnya," kata Jesman.
Tak puas dengan jawaban Nining, dia langsung masuk ke dapur rumah korban. Ia melihat pintu kamar mandi dalam keadaan terkunci rapat. "Saya tendang pintunya, ternyata benar dia ada di dalam. Dia keluar langsung lari ke arah jalan," bebernya.
Melihat Supriono melarikan diri, Jesman kemudian mengejar. "Karena kebetulan saya bawa senapan, saya tembak dia dan dia pun terjatuh. Lalu, saya hantam dia pakai gagang senapan," katanya.
Tak puas, Jesman yang sudah memuncak emosinya, kemudian menusuk perut korban dengan pisau dapur. "Habis itu saya sayat-sayat tangan sama kakinya. Mau saya potong tangan dan kakinya itu. Tapi, karena dia menjerit-jerit saya tinggalkan saja dia. Apalagi saya lihat sudah mau putus tangan sama kakinya itu," ujar Jesman.
Mengetahui aksi tersebut, ratusan warga yang bermukim di sekitar rumah korban mendadak heboh. Beberapa di antaranya tampak sibuk menghubungi petugas kepolisian. Usai membantai korbannya, Jesman menyerahkan diri ke Mapolsek Sunggal dengan membawa pisau dan senapan angin yang digunakannya untuk melukai korbannya.
"Sudah puas saya rasa, makanya saya datang kemari (Polsek Sunggal). Capek kali saya gara-gara dia. Mau saya habisi saja dia tadi," ketusnya.
Sementara Supriono langsung dilarikan ke RSU Sundari di Jalan TB Simatupang. Namun, karena tangan dan pergelangan kaki korban nyaris putus, pihak rumah sakit kemudian merujuk korban ke RSUD Adam Malik. (mag-8/adz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Otak Perampokan Mati di Rumah Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi