Pejabat Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bukan Mempersulit Guru, tetapi..

Senin, 30 Januari 2023 – 23:31 WIB
Pejabat Kemendikbudristek menyebutkan Kurikulum Merdeka bukan untuk mempersulit guru, tetapi mempermudah proses pembelajaran. Ilustrasi Foto: Ama for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan oleh lebih dari 140 ribu sekolah.

Kurikulum Merdeka yang dikembangkan untuk mendukung pemulihan pembelajaran ini dinilai lebih fleksibel, berfokus pada materi esensial, dan memberikan ruang lebih besar pada pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.

BACA JUGA: Kemenag: Dokumen Kurikulum Merdeka Mungkin Sudah Matang, tetapi...

Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri Anas mengatakan  Kurikulum Merdeka bukan sekadar perubahan dokumen dan administrasi.

Namun, lebih kepada peningkatan kualitas belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas hubungan guru dengan para peserta didiknya. 

BACA JUGA: Di Forum Negara ASEAN, Sesjen Kemendikbudristek Pamer Kurikulum Merdeka 

 “Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan proses belajar supaya penuntasan penyampaian materi sekarang lebih kepada pelayanan terhadap anak sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang,” tegasnya, Senin (30/1).

Lebih lanjut Zulfikri menyampaikan bahwa sebetulnya Kurikulum Merdeka bukan untuk mempersulit guru, tetapi mempermudah proses pembelajaran.

BACA JUGA: Implementasikan Kurikulum Merdeka di Wilayah 3T, Guru Harus Melek Literasi Digital 

Harapannya para guru bisa mewujudkan suasana belajar yang interaktif, bermakna, mendalam, dan si anak merasa menemukan dunia belajarnya di sekolah.

Zulfikri berpesan bahwa nakhoda yang tangguh tidak pernah lahir dari laut yang tenang.

Oleh karena itu, ia mengajak para guru agar menjadi ‘nakhoda’ yang Tangguh.

“Semua persoalan yang kami hadapi saat ini akan mematangkan dan memperkaya kita sebagai guru. Sebab, guru-guru yang hebat tidak akan pernah lahir (jika tidak ada) murid yang bermasalah,” pesannya.

Pada kesempatan sama, Guru SMAN 1 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Taman Firdaus yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolahnya sejak tahun lalu mengungkapkan bahwa pembelajaran di sekolah kini terasa lebih bermakna.

“Dengan penerapan Kurikulum Merdeka, guru menjadi lebih leluasa untuk merencanakan pembelajaran yang bermakna pada murid,” ungkapnya.

Selanjutnya, dikatakan Taman Firdaus bahwa Kurikulum Merdeka ini lahir dengan prinsip yang memerdekakan, memberdayakan, dan menguatkan kolaborasi.

Dari sisi gurunya, diberikan ruang untuk merencanakan pembelajaran berlandaskan dari kebutuhan nyata para peserta didik. 

“Jadi, di sini bukan soal sekadar bagaimana memerdekakan murid dalam belajar, tetapi bagaimana seorang guru itu dapat berdaya terlebih dahulu dalam merencanakan rancangan pembelajaran yang bermakna,” katanya. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler