Pekalongan Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Sabtu, 16 September 2017 – 00:57 WIB
Pembagian air bersih. Ilustrasi Foto: Rangga Jatnika/dok.JPNN.com

jpnn.com, PEKALONGAN - Kabupaten Pekalongan, Jateng, telah berstatus siaga darurat bencana kekeringan.

Kemarau panjang di sana telah mengakibatkan sedikitnya 28 desa di 13 kecamatan mengalami krisis air bersih.

BACA JUGA: Sejumlah Wilayah Pekalongan Mengalami Kekeringan

Kekeringan ini diprediksi akan mengalami puncaknya pada Oktober mendatang.

Untuk mengantisipasinya, BPBD Kabupaten Pekalongan telah mendistribusikan sejumlah tandon air ke desa-desa. Khususnya desa yang mengalami krisis air bersih.

BACA JUGA: Jumlah Kebakaran di Kota Bekasi Meningkat

Dalam rangka membantu korban kekeringan di Kota Santri, Kodim 0710 Pekalongan bekerjasama dengan Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD ) Kabupaten Pekalongan, Jumat siang (15/9) melaksanakan pembagian air minum di Desa pegandon Dukuh Wonosalam Rt 06 Rw 03, Kecamatan Karangdadap.

Setidaknya ada 50 KK di desa tersebut yang kesulitan mendapatkan air bersih.

BACA JUGA: Petugas Penyuplai Air Bersih Sudah Biasa Hadapi Emosi Warga

Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Heri Bambang Wahyudi mengatakan, untuk mengantisipasi musim kemarau yang panjang ini pihaknya telah menginstruksikan Koramil jajaranya untuk selalu memantau daerahnya masing- masing.

Instruksi itu diberikan sebagai salah satu langkah antisipasi, mengatasi dampak kekeringan yang terjadi.

"Apabila ada masyarakat yang membutuhkan pendistribusian air bersih, warga diminta melapor koramil dan babinsa yang ada di wilayah, sehingga harapanya tidak terjadi bahaya akibat kekurangan air bersih ini," tandas Dandim.

Pegandon sendiri merupakan satu dari lima desa yang mengalami kekeringan terparah di Kabupaten Pekalongan.

Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan Bambang Sujatmiko mengatakan, lima kecamatan tersebut di antaranya Desa Pegandon Kecamatan Karangdadap; Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang; Desa Rowocacing, Kecamatan Kedungwuni; Desa Kesesi dan Ujungnegoro, Kecamatan Kesesi.

"Beberapa warga, seperti masyarakat di Desa Rowocacing sampai harus mengambil air di belik atau sendang untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan di Kesesi, masyarakat kini bergantung pada air sungai untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk minum maupun untuk kebutuhan MCK. Sementara di wilayah lainnya, debit air di sumur menurun drastis," ungkap Bambang, kemarin.

Pemkab Pekalongan saat ini sudah melakukan rapat koordinas dengan dinas terkait, pihak kecamatan dan instansi terkait seperti PDAM.

"Dari rapat itu, pihak camat diminta untuk menginventarisir masalah yang terjadi di wilayahnya. Termasuk menghitung jumlah KK yang kesulitan air bersih. Selain itu, pihak camat juga diminta untuk mencari sumber-sumber mata air yang dapat dimanfaatkan di musim kemarau ini," jelasnya.

Setelah itu, lanjut dia, data yang sudah diinventarisir akan disusun dan diserahkan ke Bupati Pekalongan. Sehingga proses Surat Keputusan Bupati untuk menetapkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat dapat segera disiapkan.

"Kita sudah koordinasi dengan pihak PDAM untuk kesiapan droping air bersih. Namun berapa air bersih yang diputuhkan untuk droping itu, masih kita hitung. Hal itu menunggu inventarisir dari pihak kecamatan," pungkasnya. (yan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Sudah Merdeka, Warga Masih Minum Sisa Air Hujan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler