Sejumlah Wilayah Pekalongan Mengalami Kekeringan

Jumat, 15 September 2017 – 00:56 WIB
Sejumlah warga Pekalongan memanfaatkan air di saluran irigasi untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal, kondisi air cukup berbahaya sebab kemungkinan tercemar berbagai limbah. Foto: DOK RADAR PEKALONGAN

jpnn.com, PEKALONGAN - Kabupaten Pekalongan, Jateng, termasuk daerah yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih.

Hal ini menuntut Pemkab Pekalongan menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan pada wilayah-wilayah yang terdampak kemarau panjang.

BACA JUGA: Puluhan Jeriken Kosong Berjejer di Pagar Gedung Dewan, Ada Apa Nih?

Berdasarkan informasi yang diterima di BPBD Kabupaten Pekalongan, terdapat 27 desa yang risiko tinggi terancam kekeringan.

Setidaknya ada lima desa yang saat ini sudah mengalami krisis air bersih, sehingga warga harus susah payah agar mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.

BACA JUGA: Tolong...Warga Cari Air Bersih ke Sungai Kering Sedalam 25 Meter

Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan Bambang Sujatmiko mengatakan, lima Kecamatan Karangdadap; Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang; Desa Rowocacing, Kecamatan Kedungwuni; Desa Kesesi dan Ujungnegoro, Kecamatan Kesesi.

"Beberapa warga, seperti masyarakat di Desa Rowocacing sampai harus mengambil air di belik atau sendang untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan di Kesesi, masyarakat kini bergantung pada air sungai untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk minum maupun untuk kebutuhan MCK. Sementara di wilayah lainnya, debit air di sumur menurun drastis," ungkap Bambang, kemarin.

BACA JUGA: Krisis Air, Warga Hanya Andalkan Mobil Tangki

Pemkab Pekalongan saat ini sudah melakukan rapat koordinas dengan dinas terkait, pihak kecamatan dan instansi terkait seperti PDAM.

"Dari rapat itu, pihak camat diminta untuk menginventarisir masalah yang terjadi di wilayahnya. Termasuk menghitung jumlah KK yang kesulitan air bersih. Selain itu, pihak camat juga diminta untuk mencari sumber-sumber mata air yang dapat dimanfaatkan di musim kemarau ini," jelasnya.

Setelah itu, lanjut dia, data yang sudah diinventarisir akan disusun dan diserahkan ke Bupati Pekalongan. Sehingga proses Surat Keputusan Bupati untuk menetapkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat dapat segera disiapkan.

"Kita sudah koordinasi dengan pihak PDAM untuk kesiapan droping air bersih. Namun berapa air bersih yang diputuhkan untuk droping itu, masih kita hitung. Hal itu menunggu inventarisir dari pihak kecamatan," tandasnya. (yan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batam Diprediksi Alami Krisis Air Bersih pada 2020


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler