Pekan Deteksi Kanker, Waspadai Si Silent Killer

Selasa, 18 Oktober 2016 – 18:59 WIB
Ibu Negara Iriana Joko Widodo, di sela Pekan Deteksi Dini Kanker. Foto: kemenkes

jpnn.com - JAKARTA - Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. 

Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat si 'silent killer' setiap tahunnya

BACA JUGA: KPK Sibuk, Praperadilan Irman Gusman Ditunda

Di Indonesia, penyakit kanker menjadi masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan dan kematian akibat kanker cukup tinggi dan terus naik. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1, 4 per 1000 penduduk, atau sekitar 347 ribu orang. Di mana kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.

Komitmen pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, adalah  menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker di Indonesia. Kemenkes pun mewujudkan penanggulangan kanker yang terintegrasi, melibatkan semua unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat.  

BACA JUGA: KPK Butuh Keterangan Agus Marto soal Asal Anggaran e-KTP

Upaya untuk mencegah kanker didukung pula oleh Ibu Negara Hj Iriana Joko Widodo, beserta Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ibu Iriana melakukan pelaksanaan Pekan Deteksi Dini Kanker pada perempuan yang dilaksanakan serentak di seluruh puskesmas di Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 11-19 Oktober 2016 mendatang.

Mencegah Kanker

BACA JUGA: 235 Polisi Terlibat Pungli, Termasuk 33 di Polda Metro Jaya

Tingginya prevalensi kanker di Indonesia perlu dicermati dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini yang telah dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan. 

Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini serta mendapat pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup lebih lama. Oleh karena itu, penting dilakukan pemeriksaan rutin secara berkala sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.

Berdasarkan data rutin Subdit Kanker Direktorat Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, sampai dengan tahun 2013, program deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara diselenggarakan pada 717 Puskesmas. 

Hasil estimasi jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara di Indonesia pada tahun 2013, diketahui bahwa Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, adalah wilayah dengan jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara terbesar. 

Sementara itu Provinsi Gorontalo dan Papua Barat memiliki estimasi jumlah penderita terkecil dari seluruh provinsi.
 
Tingginya kasus baru kanker dan sekitar 40 persen dari kematian akibat kanker berkaitan erat dengan faktor risiko kanker yang seharusnya bisa dicegah. 

Faktor risiko kanker yang terdiri dari faktor risiko perilaku dan pola makan, di antaranya indeks massa tubuh tinggi; kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, penggunaan rokok, konsumsi alkohol berlebihan, faktor risiko kanker lainnya, adalah akibat paparan karsinogen fisik, seperti ultraviolet (UV) dan radiasi ion; karsinogen kimiawi, seperti benzo (a) pyrene, formalin dan aflatoksin (kontaminan makanan), dan serat contohnya asbes; serta karsinogen biologis, seperti infeksi virus, bakteri dan parasit.

Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Farid Moeloek, SpM (K) menyatakan, bahwa program pengendalian kanker saat ini diprioritaskan pada pencegahan dan deteksi dini kasus kanker tertinggi, yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara, serta penemuan dini kanker pada anak. 

Deteksi dini kanker leher rahim bisa menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam aset (IVA). Sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Pemeriksaan Payudara secara Klinis (SADANIS) dan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

"Khusus untuk anak dengan kanker, kita harus terus mendukung mereka untuk menghadapi penyakitnya. Anak-anak berhak menikmati masa kecilnya, mereka dalam kondisi paling rentan dan mereka berhak hidup layak," tutur Menkes.
 
Nila berpesan, agar pasien kanker segera mencari pengobatan yang tepat dan tidak melewatkan melewatkan fase emas pengobatan.

"Mari kita cegah dan kendalikan penyakit kanker agar tidak terus meningkat. Jika telah menderita kanker, segeralah datang ke fasilitas pelayanan kesehatan jangan menunggu keadaan stadium lanjut," pesan Menkes.
 
Untuk itu, Menkes mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan dan lintas sektor untuk meningkatkan kampanye pencegahan, deteksi dini dan penemuan dini kanker. Selain itu, berikan dukungan kepada orang-orang dengan kanker dan keluarganya untuk terus bersemangat dalam berjuang melawan kanker, dukungan bagi para survivor kanker agar terus berkontribusi dalam upaya pencegahan dan pengendalian kanker.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Zulkifli Akui Jokowi Memang Top untuk Satu Hal Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler