Pekerja Tiongkok Ngebor di Halim, Ini Komentar Anak Buah SBY

Rabu, 27 April 2016 – 23:07 WIB
Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf mengatakan tertangkapnya lima warga negara Tiongkok oleh TNI AU di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (27/4) sore adalah bukti kalau pekerja asing ilegal memang sudah ada sejak lama di Indonesia. Kasus ini sekaligus juga membuktikan bahwa pemerintah kecolongan.

"Hal ini bisa berdampak serius terhadap persoalan tenaga kerja di Indonesia. Dan bisa menimbulkan gejolak yang tak diinginkan," kata Dede kepada wartawan disela-sela rapat di Gedung DPR RI, Rabu (27/4).

BACA JUGA: Anak Buah Surya Paloh Ini Tinggal Tunggu Tanda Tangan Jokowi

Karena itu, Kang Dede -sapaan Dede Yusuf- meminta pemerintah transparan dan sungguh-sungguh menangani masalah masuknya tenaga kerja asing secara ilegal ke Indonesia. "Ini menyangkut kepentingan ketenagakerjaan secara keseluruhan," ujarnya.

Dede menambahkan, dari hasil wawancara diketahui bahwa lima WN Tiongkok tersebut merupakan karyawan PT Geo Central Mining (PT GCM) yang merupakan counterpart dari PT Wijaya Karya selaku pelaksana proyek KCIC. Sementara dua lainnya adalah WNI karyawan lepas PT GCM.

BACA JUGA: Majelis Hakim Usulkan Pecat Dua Anggota Densus

Aktifitas pengeboran tanah sendiri, lanjutnya, telah berlangsung sejak tanggal 22 April 2016. Tujuannya untuk mendapatkan sample komposisi tanah yang akan digunakan dalam pembangunan beton penyangga rel kereta.

"Ketujuh orang tersebut masuk ke wilayah Lanud Halim Perdanakusuma melalui jalan tol Jakarta-Cikampek lalu menerobos pagar batas tanah sehingga tidak diketahui oleh personel Lanud. Namun yang bersangkutan mengaku tidak mengetahui bahwa tanah tersebut berada di kawasan militer Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, karena letaknya yang berbatasan dengan jalan tol," ungkap Dede. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Menteri Marwan Mengirim Tim Jelajah Desa Nusantara, Ini Tujuannya

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wow, Inilah Rincian Sogokan untuk Damayanti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler