Pekik Merdeka dan Allahu Akbar di Balik Tewasnya AWS Mallaby

Jumat, 11 November 2016 – 01:40 WIB
HARGAI PAHLAWAN: Sejumlah siswa Taman Kanak-Kanak mendengarkan penjelasan dari para veteran pejuang kemerdekaan Surabaya di Museum 10 November (komplek Tugu Pahlawan), Rabu (9/11). Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Dentuman meriam meluluhlantakkan Tugu Pahlawan, Rabu malam (9/11).

Kobaran api membesar, kepulan asap membumbung. Dan suasana semakin riuh.

BACA JUGA: Sang Pejuang, 70 Tahun Sisa Proyektil Masih Bersarang di Dada

Namun dentuman meriam dari tank tentara Inggris tak membuat arek-arek Suroboyo gentar.

Mereka justru tersulut. Mereka melawan dengan bambu runcing ditangan.

BACA JUGA: Koarmabar Tangkap Kapal Pembawa Barang Ilegal

Arek-arek Suroboyo tak takut mati. Seperti pesan Bung Tomo,

‘Merdeka atau mati’.

BACA JUGA: Nusron Wahid Bereaksi Begini saat Ditanya Tewasnya 54 TKI

Teriakan itu menggema mengiringi perlawanan kepada sekutu.

Peperangan  tersebut  adalah bagian dari aksi teatrikal bertajuk Surabaya Membara  (SM) yang digelar di sisi timur Tugu Pahlawan atau depan Kantor Gubernur.

Ketua Panitia SM, Taufik Monyong mengaku drama dipersembahkan khusus untuk memperingati Hari Pahlawan.

“Ini khusus untuk arek Suroboyo. Supaya, darah patriotisme tetap mengalir,” jelasnya.

Aksi teatrikal mencapai puncaknya kala AWS Mallaby tewas.

Teriakan merdeka dan Allahu Akbar terus menggema sekaligus mengakhiri aksi.

“Semoga, warga Surabaya bisa belajar. Belajar bahwa meraih kemerdekaan itu tidak gampang. Sehingga, para pemuda wajib menjaga martabat dan keutuhan bangsa,” pungkas Taufik Monyong.

Gempita  menyambut  Hari Pahlawan tidak itu saja, Rabu pagi (9/11) ratusan siswa taman kanan­kanak (TK) membanjiri Museum  10  November  untuk belajar patriotisme dari para veteran pejuang perang Surabaya.

Para veteran tampak antusias. Dengan wajah berapi­api mereka menceritakan perjuangan berat mengusir penjajah.

Salah satunya adalah Koepijono. Dulu, pria 75 tahun itu bertugas di kapal selam.

Ia berperan mengusir pasukan sekutu dari lautan Surabaya.

“Sekarang  tugas  kalian  lebih berat. Jadi, belajarlah yang rajin. Agar, Indonesia tetap perkasa,” ujarnya di depan ratusan siswa.

Kegiatan tersebut merupakan upaya menumbuhkan jiwa kepahlawanan pada siswa sejak dini.

Agar darah pahlawan tetap mengalir di nadi arek-arek Suroboyo.

(gus/nur)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rida K Liamsi Sajikan Sejarah Melayu dalam Novel Megat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler