Aktivitas bongkar-muat di Pelabuhan Darwin, Australia, terpaksa dihentikan hari Jumat (28/8/2015) gara-gara ditemukannya semut hitam yang bukan merupakan jenis semut setempat. Semut jenis penjelajah ini diketahui hidup di Timor Leste atau Malaysia.

Menyusul penemuan semut asing tersebut di luar area karantina pelabuhan, pemerintah Australia Utara (Northern Territory) langsung memerintahkan penghentian aktivitas bongkar-muat barang.

BACA JUGA: Todung Mulya Lubis: Tingkatkan Kepastian Hukum di Indonesia

Areal di sekitar lokasi penemuan semut itu diisoliasi untuk memberi kesempatan kepada petugas dalam mengatasi kemungkinan risiko penyebaran semut penjelajah itu.


Semut hitam jenis seperti ini ditemukan di area Pelabuhan Darwin.

BACA JUGA: Politisi Canberra Dituding Gunakan Tunjangan untuk Menentang Pemerintah

 

Semut itu sebenarnya telah ditemukan awal Agustus ini namun masih berada dalam area karantina di pelabuhan. Namun setelah ditelusuri lebih jauh, semut ini ternyata telah menyebar ke area radius 2 km di sekitarnya.

BACA JUGA: Usia Harapan Hidup Lebih Tinggi, Namun Banyak yang Dalam Keadaan Sakit

Semut jenis penjelajah diketahui hidup di Timor Leste dan Malaysia, namun kondisi Australia diperkirakan juga cocok bagi kembang biak semut ini.

"Area pelabuhan akan tetap berada dalam pengawasan hingga dua tahun ke depan, sampai benar-benar bisa dinyatakan terbebas dari semut tersebut," jelas keterangan Kementerian Industri dan Perikanan Australia Utara.

Saat pertama kali ditemukan, pihak berwenang sengaja tidak membunuh semut-semut tersebut dengan tujuan bisa menemukan koloninya.

Kini, para petugas sibuk memberantas koloni semut itu di sekitar area pelabuhan.

Pada tahun 2013 semut penjelajah warna hitam pernah ditemukan di lahan seluas 60 hektar di Bandara Perth, dan hingga kini area tersebut belum pernah dinyatakan terbebas dari semut jenis tersebut.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peselancar Australia Meninggal Saat Surfing di Mentawai

Berita Terkait