Pelabuhan ini Dulu Seram, Kumuh, Tempat Duel Preman

Kamis, 23 September 2021 – 21:27 WIB
Ilustrasi-Kunker Komisi VI DPR RI ke PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Kantor Cabang Merak-Banten, Kamis (23/9/2021). Foto: Ist for JPNN.com

jpnn.com, BANTEN - Anggota Komisi VI DPR RI dari Ananta Wahana mengapresiasi perkembangan Pelabuhan Merak.

Menurutnya, dulu kawasan ini terkesan seram, kumuh serta jorok, padahal merupakan pelabuhan penghubung Pulau Jawa dengan Sumatra.

BACA JUGA: Gelombang Ketiga COVID-19 Mengancam, Hindari Hal-hal ini!

Namun, Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Merak berhasil menyulapnya menjadi pelabuhan yang tertata dengan baik, bersih dan nyaman.

"Dulu, setiap tahun bisa dua sampai tiga kali menjadi penyumbang kemacetan luar biasa. Selain itu juga kumuh, menyeramkan, bahkan menjadi tempat duel para preman. Tetapi saat ini sudah tertata dengan bagus, bersih dan nyaman," ujar Ananta Wahana.

BACA JUGA: Kabar Terbaru dari Letjen Dudung Pangkostrad, Sebut Temuan Senjata Rakitan

Dia menyatakan pandangannya saat melakukan kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Kantor Cabang Merak-Banten, Kamis (23/9).

Dalam kunjungan kerja tersebut Komisi VI DPR ditemui langsung Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi.

BACA JUGA: Ternyata ini Penyebab Ribuan Pasien COVID-19 di Sumsel Meninggal

Selain Merak, Ananta juga menyebut kondisi Pelabuhan Bakauheni juga sudah tertata rapi.

Dia lantas menyinggung soal peran ASDP Merak memberdayakan UMKM yang ada di wilayah tersebut.

Menurut mantan anggota DPRD Banten ini, Cilegon-Serang memiliki banyak UMKM sebagai tulang punggung perekonomian.

"65 persen APBD Banten dari UMKM. Cuma di saat pandemi COVID-19 ini pertumbuhannya mengalami kontraksi sampai minus satu persen yang biasanya pertumbuhannya lima hingga enam persen, sehingga banyak UMKM yang berguguran."

"Dengan adanya PP 7 Tahun 2021 ini, saya ingin memastikan UMKM ditampung oleh ASDP di Pelabuhan Merak ini. Kami berharap ASDP tidak hanya sebatas menjalankan amanat PP 7 Tahun 2021 untuk menggugurkan kewajiban semata, tetapi lebih jauh menjamin keberlangsungan bisnisnya wong cilik."

"Kami tidak berharap adanya konsep harga komersial. Harus dibedakan harga sewa Starbucks, Indomart, Alfamart dengan para pelaku UMKM," katanya.

Terkait dengan promosi, Ananta juga menanyakaan apakah ada semacam market intelligence yang akan memberikan kemudahan informasi produk-produk atau jasa yang dibutuhkan oleh penumpang.

Karena, kata Ananta, hal tersebut memberikan peluang besar bagi koperasi dan UMKM.

Menanggapi pertanyaan ini Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi menyebut market intelligence untuk saat ini belum ada. Namun saat ini sedang dikembangkan.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler