Enam pelajar berkulit hitam dari sebuah sekolah menengah di Melbourne menuduh perusahaan teknologi Apple melakukan tindakan rasis, setelah mereka diberitahu untuk tidak memasuki salah satu tokonya di Melbourne karena mereka mungkin akan mencuri.
Hari Selasa (11/11/2015) lalu, pelajar kelas 10 dari Maribyrnong College yang masih mengenakan seragam sekolah mengunjungi toko Apple di Highpoint Shopping Centre, sekitar 10 km dari pusat kota Melbourne.
BACA JUGA: Variasi Kapal Nusantara Diabadikan di Darwin
"Kami bermaksud masuk ke toko Apple di Highpoint untuk melihat iPhone 6 terbaru," kata salah seorang siswa Mohamed Semar kepada Hack.
"Kami masuk, tidak ada masalah, dan kemudian berdiri di salah satu meja, dan mulai mencoba iPhone yang ada."
BACA JUGA: Marak Konflik Kepentingan antara Dokter Hewan dan Industri Makanan dan Farmasi Hewan
"Kemudian ada dua petugas keamanan, seorang berdiri di dekat kami, dan seorang berjalan mengitari meja kami."
Para siswa ini mengatakan bahwa bukan pertama kalinya mereka mengalami pengalaman seperti ini. (Imgur)
BACA JUGA: Bertemu Presiden Jokowi, PM Turnbull Banyak Bahas Kerjasama Ekonomi
Mohamed mengatakan dia dan teman-temannya kemudian meninggalkan toko tersebut, namun beberapa saat kemudian kembali lagi.
Salah seorang petugas keamanan mengatakan mereka tidak boleh masuk lagi, dan percakapan itu direkam oleh salah seorang siswa.
"Petugas keamanan ini agak khawatir dengan kehadiran anda di toko kami." kata salah seorang staf Apple, seperti yang terdengar dalam rekaman video.
"Mereka khawatir kalian akan mencuri sesuatu."
Salah seorang siswa itu kemudian mengatakan "mengapa kami akan mencuri?".
Marah dengan perlakuan yang mereka terima, para siswa ini kemudian mengunduh rekaman tersebut ke Facebook.
Keesokan harinya, kepala sekolah Maribyrnong Nick Scott memanggil para siswa dan bertanya mengenai insiden tersebut. Scott kemudian membawa mereka ke toko Apple tersebut dan manajernya kemudiana meminta maaf.
Seorang siswa lainnya, Maboir Ater mengatakan ini bukanlah pertama kalinya mereka mengalami 'mendapat perlakuan berbeda karena warna kulit mereka (racial profiling).
"Ketika kami masuk ke sebuah toko dengan dua atau tiga orang, petugas keamanan akan memperhatikan kami, mereka akan mengikuti kami, dan itu membuat kami merasa tidak diterima masuk ke toko tersebut." kata Ater.
"Mereka sudah memberikan penilaian sebelum melihat perilaku kami."
"Ini karena kami remaja laki-laki, tetapi juga karena kami remaja laki-laki berkulit hitam. Mereka melihat kami dan sudah memberikan penilaian tertentu."
Pengacara dari Firma Hukum Kensington and Flemington Legal Centre Sophie Ellis mengatakan anak-anak muda asal Afrika memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk ditanyai oleh polisi.
Dia mengatakan sudah pernah menangani beberapa kasus berkenaan dengan 'racial profiling' ini.
"Baguslah mereka, berani. Mengalami hal seperti itu sangat berbekas. Tidak seorang pun yang patut mendapatkan pengalaman buruk seperti itu."
Ellis mengatakan beruntung para remaja tersebut merekam apa yang mereka alami.
"Salah satu masalah dalam soal 'racial profiling' ini adalah sulitnya melakukan pembuktian." kata Ellis.
"Korban kadang sendirian, dan tidak punya kesempatan untuk merekam apa yang terjadi. Jadi ini merupakan bukti yang kuat karena ada rekamannya."
Ketika program radio Hack ABC memberitakan hal tersebut , seorang wanita yang mengatakan dia bekerja di toko Apple di Highpoint menelpon dan mengatakan insiden tersebut bukan disebabkan karena sikap rasisme.
"Apple adalah salah satu yang paling berlatar multibudaya, dan salah satu perusahaan besar dimana saya bangga bekerja." kata wanita yang bernama Amy tersebut.
"Saya kira banyak pedagang eceran akan setuju. Ini bukan masalah warna kulit atau asal mereka, namun sejumlah besar murid masuk ke dalam sebuah toko kadang menimbulkan masalah." katanya lagi.
Apple kemudian mengeluarkan pernyataan permintaan maaf kepada para siswa tersebut.
"Kami sudah meihat rincian situasi ini, dan kami meminta maaf kepada pelanggan yang terlibat." kata Apple.
"Kami akan berusaha sekuat mungkin untuk memastikan bahwa pelanggan kami mendapat perlakuan yang seharusnya."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Opera di Brisbane Gelar Konser di Bekas Waduk Bersejarah