jpnn.com - JAMBI - Seorang pelajar SMK Alfakih M.Judi Novaldi, 18, dengan kalap menyandera Maulana (6), Adiknya sendiri lalu menyerang ayahnya. Parahnya, saat penyanderaan berlangsung anak ABG ini meminta uang kepada ayahnya sebesar Rp 300 juta sebagai tebusan untuk melepaskan adiknya tersebut.
Namun, orang tua Judi bukannya memenuhi permintaan tersebut. Melainkan melaporkannya tingkah laku anaknya tersebut ke polisi. Judi pun akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
BACA JUGA: Tenggelam 50 Tahun Lalu, Bangkai Kapal Pesiar Sultan Bulungan akan Diangkat
Kapolres Jambi Kombes Pol Drs Kristono menjelaskan, peristiwa ini terjadi, Senin (23/3) sekitar pukul 16.00 WIB, dikediamannya di Ruko dua tingkat yang berlokasi di RT 05 Kelurahan Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur. Saat mendapat laporan dari perangkat RT yang menyebutkan ada penyanderaan, pihaknya langsung meluncur ke TKP.
Selain itu pihaknya akan terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah Judi sudah tergabung kedalam anggota ISIS atau belum. "Keterangan dari tersangka, dia hanya menggemari," ujar Kapolres di hadapan para wartawan.
BACA JUGA: Kejaksaan Ajukan Kasasi Putusan Bebas Kakek Harso
M Judi Novaldi, di ketahui telah menggemari ISIS sejak satu tahun yang lalu. Di mana Judi sering melihat kabar serta video-video ISIS di internet. Untuk kemudian Judi mulai memesan berbagai Atribut ISIS.
"Keterangan dari orang tua Judi sendiri, sejak beberapa bulan kebelakang Judi mengalami perubahan, seperti pendiam dan gampang marah," ujar Kapolres.
BACA JUGA: BKD Bengkulu Didesak Segera Bagikan NIP 122 CPNS
Di hadapan para wartwan Judi mengaku tidak bermaksud untuk bergabung dengan ISIS. "Tidak ada niat bang, minta duit untuk beli rumah aja," ujar Judi sambil menangis.
Selain itu, dari keterangan, Tina, warga di sekitar kediaman Judi, bahwa tersangka anak yang baik serta tidak pernah bikin masalah. "Baik bang, pendiam, dak pernah bikin ulah," ujar Tina. (cr02/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Daftar Kepala Daerah Terpopuler di Jawa Barat
Redaktur : Tim Redaksi