jpnn.com - JAKARTA - Polisi kesulitan mengungkap aksi bom bunuh diri yang dilakukan IAH, 17, di Gereja Santo Yoseph, Medan, Minggu (28/8). Hingga kini, belum diketahui apakah IAH melakukan aksinya itu didasari ideologi terorisme, dendam, atau ekonomi.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Agus Rianto mengakui bahwa polisi kesulitan membongkar kasus ini. "Yang bersangkutan belum terbuka sepenuhnya. Kami masih lihat perkembangannya seperti apa," kata Agus di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/8).
BACA JUGA: Beri Pendidikan Politik, Mega Singgung Kepala Daerah Kutu Loncat
Menurut Agus, IAH masih tetap pada keterangannya yaitu melakukan penyerangan di gereja karena disuruh orang lain. Motivasinya, karena IAH diiming-imingi uang Rp 10 juta.
"Tapi belum bisa dipastikan karena yang bersangkutan hanya disuruh melakukan tindakan peledakan di lokasi itu. Siapa di dalam dan keterkaitannya apa, perlu dilakukan penelusuran secara utuh dan komprehensif," jelas Agus.
BACA JUGA: Densus Ambil Alih Kasus Bom Bunuh Diri di Gereja Medan
Sementara itu, mengenai pengakuan keluarga yang menyebutkan bahwa orang yang menyuruh IAH menyerang gereja merupakan simpatisan ISIS, Agus mengaku, pihaknya hanya menjadikan hal itu sebagai keterangan.
"Semua informasi ini masih ditindaklanjuti. Sekarang, proses sedang berlanjut, jangan berasumsi yang macam-macam," ujar Agus. (Mg4/jpnn)
BACA JUGA: Pemerintah Usulkan Kuota CPNS 13 Ribu untuk Jalur Umum
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mensos Optimistis Penerima PKH Bisa Mandiri dalam 2 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi