Pelaku Teror Bom Mengaku Iseng

Selasa, 11 November 2008 – 19:13 WIB
JAKARTA - Hasil perkembangan pemeriksaan para pelaku teror bom via pesan pendek (SMS) jelang eksekusi Amrozi dkk masih seputar ketidaksetujuan mereka"Dari hasil pemeriksaan kami sementara, para pelaku ini karena tidak setuju dengan eksekusi Amrozi Cs," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Abubakar Nataprawira, Selasa (11/11) di Mabes Polri.

Lebih lanjut Abubakar mengatakan Hapijani (HJ) yang berhasil dibekuk di Tanah Grogot Kalimantan Timur pada Minggu 9 November lalu telah mengakui perbuatannya

BACA JUGA: Penahanan JRR Tinggal Tunggu Waktu

"Hj dan Dm telah mengaku mengirim sebanyak empat SMS berisi ancaman peledakan bom kepada nomor call centre Polda Metro Jaya 1717," tambahnya.
Untuk sementara ini dari pengakuannya, ancaman bom ditujukan ke Kantor Kedubes Australia dan AS merupakan salah satu target sasaran para pelaku
Teror serupa juga ditujukan kepada Depo Pertamina Plumpang, Kantor KPK dan kantor Kejagung

BACA JUGA: Diperiksa Lagi, Aulia Pohan Berharap Tak Ditahan

"Kami masih melakukan pengembangan dalam kasus ini, jadi belum bisa memastikan apakah mereka ini masih ada hubungan langsung dengan keluarga Amrozi, atau hanya sebatas simpatisan saja," imbuhnya.

Dari hasil pantauan Kaltim Post kemarin di Bareskrim Mabes Polri, Hapijani masih menjalani pemeriksaan
Hingga kemarin lanjut Abubakar belum ada saksi yang diperiksa dalam kasus ini, artinya masih mengorek keterangan dari para tersangka

BACA JUGA: Disayangkan, KPK Pilih-pilih Kasus di Daerah

"Belum ada saksi yang kami periksa, masih tersangka," katanya.

Saat disinggung terkait dengan persidangan kasus ini, mengingat tempat kejadian perkara (TKP) di Tanah Grogot, Abubakar juga belum bisa memastikan kasus ini bakal di sidangkan dimana"Itu masih jauh, nanti kita liat saksinya banyak dimana," tambahnya.

Untuk diketahui Hapijani adalah pria kelahiran 1983 asal Tanah Grogot, Kabupaten Paser, KaltimBerdasarkan hasil penelusuran Kaltim Post, nama lengkap HJ adalah HapijaniDia tinggal di Jalan Kandilo Bahari RT 01 RW 01 Kelurahan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, KaltimLelaki beranak satu itu sehari-harinya berjualan helm.

Tim Densus 88 langsung menggeledah rumah Hapijani, ditemukan dua handphone (HP) yang terdiri dari kartu GSM dan CDMA berhasil diamankan.

Penangkapan dilakukan pada Minggu (9/11) sekira pukul 12.00 WitaDari pengakuan tersangka, dia hanya iseng dan ingin menakut-nakuti para pejabat yang terkait erat dengan pelaksanaan eksekusi mati Amrozi dkk.

Dari hasil penyidikan tim cyber crime Mabes Polri, Hapijani mengirim pesan singkat yang menolak eksekusi Amrozi dkk pada 6 dan 8 November 2008Motifnya, sejauh ini lantaran tidak setuju dengan eksekusi mati Amrozi dkk yang akhirnya dilakukan oleh regu tembak Brimob di Nusakambangan, Minggu (10/11) dinihari.

Hapijani mengirimkan SMS dari dua buah nomor telepon genggam berakhiran 1202 dan 7071SMS bernada ancaman itu ditunjukkan kepada beberapa pejabat negara dan tokoh masyarakat.

Dalam ancaman tersebut, Hapijani mengatakan, telah meletakkan bom berjenis TNT di dua kedutaan besar, yakni kedubes Amerika Serikat dan Australia di JakartaBom baru akan diledakkan bila Amrozi dan kawan-kawan benar-benar jadi dieksekusi(rie/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Tak Berhak Campuri Hukum Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler