Pelaku Teror Rizieq Kok Belum Terungkap?

Sabtu, 06 Mei 2017 – 09:44 WIB
Habib Rizieq Shihab. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Belum lama ini survei The Economist Intelligence Unit menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota paling tidak aman sedunia.

Namun, menurut Reza Indragiri Amriel, psikolog forenzik, meski ada fakta itu, toh karangan bunga membanjiri Mabes Polri.
Artinya, walau khalayak menyebut Jakarta tidak aman, tapi tetap ada harapan yang digantungkan kepada kepolisian untuk bekerja profesional.

BACA JUGA: Polisi Bakal Garap Rizieq untuk Kasus Chat Mesum

"Termasuk tentunya, profesional dalam penanganan aksi-aksi kekerasan terhadap Novel Baswedan, Habib Rizieq Shihab, dan Jazuli Juwaini," kata Reza dalam pesan singkatnya, Jumat (5/5).

Kegagalan dalam mengungkap ketiga kasus tersebut, lanjutnya, bisa mempertegas hasil survei sekaligus merontokkan harapan yang disisipkan di karangan bunga untuk polisi.

BACA JUGA: Habib Rizieq Merasa Diintimidasi? Ini Saran Polisi

"Jika kegagalan itu yang terjadi, maka sesungguhnya bukan hanya Novel, Habib, dan Jazuli yang menjadi korban. Lebih jauh, polisi pun menjadi korban dari pihak-pihak yang boleh jadi merancang sebuah desain dengan ultimate goal meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap polisi," bebernya.

Reza menduga institusi kepolisian yang terdeligitimasi di mata publik, itulah barangkali yang menjadi tujuan utama pihak-pihak tersebut.

BACA JUGA: Rizieq Lagi Umrah, Polisi Belum Agendakan Pemanggilan Ulang

Penawarnya, tak lain adalah terus menyemangati teman-teman di kepolisian agar intens menangani kasus-kasus tadi hingga tuntas. Yakni dengan meringkus pelaku/eksekutor dan otaknya.

Sisi lain, lanjut Reza, dalam tafsiran publik, sebutan semisal "kelompok radikal", "antikebhinekaan", "anti-NKRI", dan "kelompok teror" terasosiasi dengan kalangan tertentu.


"Ketika (kediaman) orang semacam Habib Rizieq dan Jazuli Juwaini menjadi sasaran penembakan oleh orang tak dikenal, akankah mereka juga disebut sebagai target dari orang yang antikebhinekaan, anti-NKRI, radikal, dan teroris? Akankah para pelakunya dikenakan cap yang sama? Akankah narasi berkembang objektif, bahwa aksi-aksi penembakan tersebut merupakan manuver teror yang dilakukan oleh kaum radikal yang antikebhinekaan dan anti-NKRI?‎," pungkasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Desak Polisi Usut Pengiklan Rencana Pembunuhan Habib Rizieq


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler