Pelatih Jadi Kendala

Persiapan Ganda Wanita ke Final Masters Super Series

Kamis, 11 Desember 2008 – 08:18 WIB
JAKARTA - Jangan berharap kepada sektor ganda wanita di BWF Final Masters Super Series 2008 di Kinabalu, Sabah, Malaysia, 18-21 DesemberVita Marissa/Liliyana Natsir harus berlatih sendiri menghadapi turnamen yang menawarkan hadiah USD 500 ribu tersebut

BACA JUGA: Kekalahan Terburuk Los Angeles Lakers

Padahal, peserta ajang itu merupakan delapan pasangan terbaik dunia


Kondisi tersebut dialami Vita/Lilyana sejalan dengan keputusan PB PBSI untuk memulangkan pemain dan pelatih pelatnas ke klub masing-masing bersamaan dengan musyawarah nasional (munas) pada 14-15 November lalu

BACA JUGA: Gabung Corinthians, Kaus Ronaldo Dibakar

Kebetulan pelatih ganda wanita pelatnas Aryono Miranat berasal dari PB Djarum Kudus, Vita/Lilyana dari PB Tangkas Jakarta


"Kondisinya memang sedang seperti ini

BACA JUGA: Garuda Tak Gentar Lawan Gajah Putih

Mereka harus berlatih sendiri," terang Aryono

Vita/Lilyana sebenarnya tetap berlatih di markas pelatnas di CipayungDemikian pula AryonoBeberapa kali dalam sepekan, dia tetap datang ke CipayungNamun, intensitasnya jauh berkurang ketika PB PBSI belum memutuskan untuk memulangkan merekaPasalnya, rumahnya di Jakarta Barat cukup jauh dari Cipayung di Jakarta TimurPadahal, sejak keputusan pemulangan tersebut diambil, dia tidak lagi mendapatkan gaji maupun uang makan dari PB PBSI"Seminggu paling-paling hanya tiga kali," imbuh Aryono

Dengan minimnya persiapan itu, Aryono tak mau membebani target muluk kepada anak asuhnyaApalagi, sistem round robin yang digunakan dalam final nanti tak familier dengan para pemainSistem tersebut digunakan di final grand prix yang kali terakhir dihelat 2001 di Brunei Darussalam

Hampir sama dengan final masters super series, kala itu final grand prix diikuti delapan peserta di nomor gandaTapi, lebih banyak lagi sektor tunggal yang mencapai 16 pesertaDua pasangan ganda wanita Indonesia menuai juara pada turnamen bergengsi tersebut, yakni Rosiana Tendean/Erma Sulustianingsih pada 1989 dan 1990 serta Finarsih/Lili Tampi 1993Predikat juara ganda wanita pada tahun lainnya didominasi wakil Tiongkok

"Peluang pasti tetap ada, tapi kita harus melihat juga persiapan saat ini tidak segencar pada Olimpaide lalu," ungkap Aryono

Namun, di sisi lain, beban yang ditargetkan pada final kali ini juga lebih ringan karena tak dipatok medali apa punPada final nanti, Indonesia, Jepang, dan Malaysia hanya mengirimkan satu wakilTiongkok dan Korsel mendapatkan dua tempat. (vem/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejutan Panathinaikos untuk Yunani


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler