Pelonggaran LTV Disambut Industri Properti

Kamis, 23 April 2015 – 08:24 WIB
Foto Ilustrasi. Dok Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan lagi aturan loan to value (LTV), terutama untuk kredit pemilikan rumah (KPR), mendapat sambutan positif Grup Ciputra.

Perbankan berpotensi kembali agresif dalam menyalurkan kredit setelah sempat memperlambat pasca lahirnya kebijakan LTV.

BACA JUGA: Perang Yaman Ganggu Ekspor Toyota

Direktur Grup Ciputra Tulus Santoso mengatakan, rencana OJK tersebut merupakan berita baik.

”Efeknya nanti bergantung seberapa besar longgarnya. Kalau balik lagi seperti sebelumnya 20 persen DP dan 80 persen pembiayaan, mestinya sales-nya kembali ke seperti 2013,” ungkapnya setelah pemaparan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dalam Investor Day 2015 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (22/4).

BACA JUGA: Pengembang Antusias Sambut Pelonggaran Uang Muka Kredit Perumahan

Pada 2014, kata Tulus, saat terjadi pengetatan LTV, penjualan properti Grup Ciputra turun 30 persen. Karena itu, pihaknya berharap pelonggaran LTV segera terealisasi. Namun, itu harus didukung kelonggaran likuiditas di perbankan agar bank kembali agresif membiayai KPR.

Grup Ciputra saat ini siap meluncurkan 15 proyek baru. ”Itu sudah siap. Tapi, kita harus memonitor market dan terutama pembiayaan. Saat ini kita lihat perbankan belum terlalu agresif biayai itu dan tingkat bunga belum normal. Jadi, banyak yang menunda,” ujarnya.

BACA JUGA: Pastikan Pertamina Bakal Bubarkan Petral

Pada kuartal pertama tahun ini, marketing sales CTRA yang merupakan induk Grup Ciputra tercatat Rp 1,7 triliun. ”Itu masih di bawah target. Kira-kira 80 persen dari target. Kita harapkan pada kuartal selanjutnya akan me-launch proyek-proyek baru itu,” ungkapnya.

Direktur Utama PT BTN Tbk (BBTN) Maryono menilai, rencana OJK melonggarkan kembali LTV akan positif. ”Artinya, memberikan kelonggaran kepada masyarakat (untuk membeli rumah),” ujarnya kemarin.

Bagi BTN, pengetatan LTV memang tidak terlalu berdampak signifikan karena lebih terasa pada pembelian rumah kedua dan ketiga.

Mayoritas nasabah KPR BTN adalah pembelian rumah pertama dengan segmen menengah ke bawah. ”Untuk pembeli rumah pertama sudah cukup baik. Saya kira ini (OJK longgarkan LTV) positif,” ucapnya.

Karena itu, BTN bersiap semakin agresif dalam penyaluran KPR dengan berencana melakukan penggalian dana sekitar Rp 7 triliun melalui tiga cara berbeda. Pertama, saat ini BTN sedang memfinalkan penerbitan obligasi berkelanjutan kedua Rp 3 triliun dan ditargetkan terealisasi pada Juli tahun ini.

Kedua, BTN menerbitkan kontrak kolektif KIK EBA dan EBA SP masing-masing Rp 1,5 triliun sehingga total Rp 3 triliun diterbitkan secara bersamaan.

”Bulan depan kita juga akan terbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) yang memiliki tenor 6 bulan sampai 1,2 tahun senilai Rp 1 triliun. Nanti kita identifikasi pasarnya masing-masing. Yang pasti, tujuan jangka panjangnya untuk pembiayaan KPR,” imbuh Direktur BTN Iman Nugroho Soeko. (gen/c10/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap untuk Jalur Mudik, Tarif Tol Cipali Rp 750 per Km


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler