Peluang jadi PNS Tipis, Honor Bulanan pun Dihapus

Kamis, 19 Desember 2013 – 01:47 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Nasib pilu dialami sekitar 2.818 honorer kategori satu (K1) yang selama ini bekerja di Kanwil-kanwil Kemenag di seluruh Indonesia.

Bagaimana tidak, peluang mereka untuk bisa diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sudah makin tipis, sumber gaji bulanannya pun mulai tahun depan bakal tidak jelas. Mulai 2014, Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) kemenag sudah tidak lagi mencantumkan honor untuk para tenaga honorer.

BACA JUGA: Aba-Aba Tempe Ala Dahlan Iskan

"Mulai 2014, honor  kami yang selama ini diambilkan dari DIPA, yang besarnya 97 ribu rupiah per bulan, akan dihapuskan. Ini sangat mencemaskan kami," ujar Ketua Forum Solidaritas Honorer K1 Kemenag Sumut, Ahmad Fauzi Lubis, kepada JPNN di Kantor Kemenag, Jakarta, kemarin (18/12).

Fauzi bersama 15 delegasi honorer K1 dari sejumlah provinsi, termasuk 5 dari wilayah Sumut, dalam beberapa hari belakangan ini terus memperjuangkan nasibnya di Jakarta. Sudah beberapa kali bertandang ke kantor kemenag, BKN, dan DPR. Selain dari Sumut, ada perwakilan dari Kaltim, Sumsel, dan Banten.

BACA JUGA: Usai Digarap KPK, Mantan Cabup Lebak Irit Bicara

Pada Selasa (17/12), mereka menemui anggota Komisi VIII DPR sebagai mintra kerja kemenag, dan Komisi II DPR yang merupakan mitranya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (kemenpan-RB). Namun, para wakil rakyat itu hanya "kaget" mendengarkan keluhan mereka.

Petinggi kemenag belum juga mau mengeluarkan surat otorisasi yang menjelaskan bahwa mereka benar sebagai tenaga honorer yang diangkat sesuai ketentuan. Padahal, hanya itu yang dibutuhkan Badan Kepegawain Negara (BKN) sebagai syarat pemrosesan pengangkatan mereka menjadi CPNS.

BACA JUGA: UU Desa Perkuat Peranan Kades

"Sekjen Kemenag bilang takut meneken surat otorisasi. Mestinya, kalau takut, ya minta surat keterangan dari kanwil-kanwil bahwa kami ini memang honorer kemenag yang resmi. Selama ini kami dibayar dari DIPA mereka, kok tak diakui," sesal Fauzi.

Dia mengancam akan mengerahkan ribuan rekannya untuk menggelar aksi unjuk rasa di gedung yang dipimpin Suryadharma Ali itu. "Para ulama akan turun ke jalan. Ulama, karena sebagian besar dari kami adalah guru-guru agama," ujar Fauzi. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yusril Tuding Kelompok Antiperubahan Gerah dengan Uji Materi UU Pilpres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler