Pemandian Air Panas Diserbu Warga

Senin, 12 Agustus 2013 – 09:20 WIB

jpnn.com - PANGALENGAN – Usai Lebaran, sejumlah lokasi objek wisata di kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung dipadati warga yang memanfaatkan libur Lebaran.  

Ribuan orang, sejak hari H Lebaran sampai H+3 masih memadati objek wisata, seperti pemandian air panas Cibolang, Camellia, Perkebunan Teh Malabar, rumah Boscha, Perkebunan Cukul, Helipad Magma serta Situ Cileunca.

BACA JUGA: Hari Pertama, PNS Rentan Bolos

Menurut Kepala Desa Pangalengan, Tati Julian, kepadatan di sejumlah objek wisata tersebut dimulai sejak hari H Lebaran. Kebanyakan para wisatawan menggunakan sepeda motor dan kendaraan bak terbuka. "Diperkirakan, sekitar 30 ribu wisatawan datang ke wilayah Pangalengan dalam tiga hari," ujar Tati kepada wartawan kemarin (11/8).

Tati memperkirakan, kunjungan wisatawan akan terus meningkat seiring libur Lebaran yang masih panjang. Objek wisata yang menjadi favorit, seperti pemandian Cibolang dan Perkebunan Malabar yang didalamnya terdapat rumah Boscha. "Diperkirakan, jumlah kunjungan wisatawan akan mencapai lebih 50 ribu dalam lima hari," tambahnya.

BACA JUGA: Perbaikan Jalan Dimulai H+10 Lebaran

Namun sayang, peningkatan jumlah wisatawan ke wilayah Pangalengan, khususnya ke perkebunan Malabar tidak dibarengi perbaikan jalan. Mulai dari pertigaan alun-alun Pangalengan sampai pertigaan perkebunan Malabar (pintu), kondisi jalan rusak berat. Banyak lubang yang lebar dengan kedalaman mulai dari 10-30 cm.

Menurut sebagian warga, jeleknya jalur ke Malabar ini karena sedikitnya suara warga pada bupati terpilih, Dadang Naser, beberapa waktu lalu. Padahal, kata salah seorang warga Citere, Andi (34), wilayah ini memberikan pendapatan asli daerah (PAD) cukup besar ke Pemkab Bandung.

BACA JUGA: Tasik-Jakarta 15 Jam, dari Tegal 8 Jam

"Pemkab Bandung memang tidak memberikan perhatian terhadap jalan di wilayah Pangalengan (bagian utara) menuju perkebunan Malabar. Padahal, jalan tersebut adalah kebijakan Pemkab Bandung," ujar Andi.

Jeleknya kondisi jalan menuju perkebunan Malabar ini pun dikeluhkan oleh wisatawan asal Jakarta, Eko (50). Eko yang datang bersama keluarga untuk menikmati keindahan Perkebunan Malabar, terpaksa menerima ketidaknyamanan di sepanjang jalan, dari alun-alun Pangalengan hingga perkebunan.

"Sepertinya, pemerintah pilih kasih ke daerah sini. Sejak dari Bandung hingga Pangalengan, jalan mulus. Tapi dari Pangalengan ke Malabar jalannya hancur, kami terpaksa harus ekstra hati-hati membawa kendaraan. Padahal, wilayah ini merupakan daerah tujuan wisatawan," keluhnya.

Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan arah ke selatan atau ke Rancabuaya. Sepanjang jalan kondisi jalan sangat mulus dan hampir tidak ditemukan jalan yang berlubang. Hanya, para wisatawan harus waspada, mengingat banyak titik longsor, seperti di daerah Pasirmalang.

Kondisi jalan yang mulus ini membuat para pengendara memacu kendaraannya di atas 40 km/jam, sekalipun jalur tersebut banyak belokan.

Sementara jalur menuju objek wisata di Rancabali, terpantau padat merayap. Bahkan menurut warga setempat, M Lodra (30), kepadatan pengunjung ke daerah wisata mulai dari Pasirjambu-Rancabali cukup padat, sejak hari Sabtu (10/8) hingga Minggu (11/8).

Menurut Lodra, objek wisata yang ada di daerah Pasirjambu-Ciwidey-Rancabali, merupakan tujuan favorit para wisatawan. Selain sangat murah, cuaca dan suhu yang dingin menjadi daya tarik tersendiri. "Kebanyakan mereka ingin menikmati keindahan Situ Patengan dan mandi air panas di Cimanggu dan Ciwalini," tandasnya.

Padatnya kendaraan di jalur wisata ini, membuat para pengendara motor maupun pengemudi mobil tidak bisa berputar arah. Bahkan ada di antaranya yang terpaksa menginap di jalan. Kepadatan ini sepertinya kurang mendapat perhatian aparat setempat. (hen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kota Tasik Jadi Pembuangan Arus Balik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler