Pembakaran 7 Gedung SD, Yansen Binti Serahkan Uang di Garasi

Rabu, 01 November 2017 – 05:09 WIB
Salah satu gedung SD di Palangka Raya yang dibakar. Foto: Radar Sampit

jpnn.com, PALANGKA RAYA - Polisi melakukan rekonstruksi kasus pembakaran tujuh gedung SD di Palangka Raya, Kalteng, Selasa sore (31/10).

Reka ulang itu dilakukan di dua tempat berbeda, dengan menghadirkan tujuh tersangka yang didatangkan dari Jakarta. Namun tidak terlihat Yansen Binti (YB) yang diduga sebagai aktor utama.

BACA JUGA: Tersangka Pembakaran 7 Gedung SD Tambah 2 Lagi

Tujuh tersangka tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya sekitar pukul 14.00 WIB. Para tersangka itu didatangkan dari tempat penahanannya di Jakarta menggunakan pesawat Lion Air.

Dengan pengawalan yang sangat ketat, para tersangka turun dari pesawat dan diangkut menggunakan mobil tahanan serta dikawal dua kendaraan taktis Brimob Polda Kalteng.

BACA JUGA: Hakim Tolak Praperadilan Tersangka Pembakaran 7 Gedung SD

Iring-iringan rombongan pengawalan membawa para tersangka menuju Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dittahti) Polda Kalteng untuk istirahat sejenak dan makan siang.

Dari tujuh tersangka itu, hanya Stevano alias Agit yang terlihat. Sementara enam lainnya tidak diketahui identitasnya.

BACA JUGA: Hari Ini Sidang Praperadilan Kasus Pembakaran 7 Gedung SD

Rekonstruksi pertama berawal dari rumah YB. Namun pada reka ulang kemarin, tempat kejadian perkara atau TKP rumah YB dialihkan ke halaman parkir Mapolda Kalteng, tepatnya depan Gedung Graha Bhayangkara (Aula Kerucut).

Adegan pertama menggambarkan pada tanggal 29 Juni 2017. Saat itu, YB tiba di rumahnya, Jalan Batusuli, Kota Palangka Raya, menggunakan mobil dinas ketua harian KONI Kalteng jenis Toyota Avanza hitam dengan nopol KH 742 AU.

Dalam adegan tersebut, YB yang diperankan seorang anggota polisi terlihat menyerahkan sejumlah uang di garasi mobil rumahnya kepada Stevano alias Agit yang bertindak sebagai sopir mobil tersebut.

Setelah itu, Agit menuju belakang rumah YB untuk mengambil botol-botol air mineral, slang dan kain untuk dimasukkan dalam mobil. Barang-barang itu terlebih dahulu dimasukkan dalam kantong plastik dan diletakkan dalam bagasi.

Selanjutnya, para tersangka yang masih dalam pengawalan ketat polisi bersenjata lengkap, dibawa menuju Kantor KONI Kalteng, dekat Bundaran Besar untuk melakukan adegan ulang lanjutan.

Kalau di Mapolda Kalteng, ruang gerak wartawan dibatasi dan hanya diperbolehkan berada pada jarak kurang lebih 15-20 meter dari lokasi rekonstruksi.

Sementara kesan tertutup terlihat jelas saat reka ulang berlangsung di Kantor KONI Kalteng. Wartawan tidak diperkenankan masuk halaman KONI yang bersebelahan dengan Hotel Neo di Jalan Tjilik Riwut, dekat Bundaran Besar. Para awak media hanya berada di luar pagar seperti halnya masyarakat umum.

Pengamanan yang cukup ketat tak hanya berlaku sekitar kantor KONI. Di luar atau pada ruas jalan sekitar kantor induk dari segala cabang olahraga itu juga dijaga ketat.

Bahkan Jalan Tjilik Riwut di depan kantor KONI yang biasanya dua jalur, namun saat rekonstruksi sore kemarin hingga malam tadi, hanya berlaku satu jalur. Kendaraan yang datang dari arah Bundaran Besar bisa lewat di jalur dekat Palma.

Sementara dari arah berlawanan, yaitu dari luar kota ke arah Bundaran Besar, dialihkan belok kiri melalui Jalan Arut-S Parman hingga Jalan Achmad Yani.

Pantaun Kalteng Pos (Jawa Pos Group) saat rekonstruksi di KONI Kalteng, walaupun tertutup, namun awak media bisa melihat jalannya kegiatan melalui celah pagar.

Proses rekonstruksi ini juga tidak dihadiri tersangka YB. Hanya ada tersangka lainnya yang memerankan tugas mereka masing-masing.

Dari depan gedung bercorak putih itu, aktivitas rekonstruksi terlihat. Seluruh tersangka yang menggunakan baju oranye dikawal ketat oleh aparat.

Adegan demi adegan dimainkan. Seperti ketika tersangka Agit datang mengendarai mobil Avanza warna hitam. Saat itu, Agit terlihat memarkir kendaraan pelat merah itu.

Selanjutnya, ia keluar dari mobil dan berjalan menuju bagasi. Ketika sampai di bagasi, terlihat ada beberapa barang yang dikeluarkannya termasuk slang warna biru. Tidak lama kemudian, seorang tersangka menghampirinya dan meniup pompa itu.

Rekonstruksi ini ditonton keluarga YB dan tersangka lainnya. Mereka mengabadikan kegiatan itu dengan ponsel yang dimiliki.

Lambaian tangan keluarga menyapa para tersangka dari kejauhan. Bagi tersangka yang melihat, lambaian itu dibalas dengan senyuman. Ada pula dari keluarga yang sempat meneteskan airmata.

Rangkaian rekonstruksi ini pun berakhir dengan lancar. Puluhan aparat yang berjaga menggunakan senapan laras panjang juga turut mengamankan kegiatan.

Hingga satu per satu tersangka dimasukkan dalam mobil yang telah dipersiapkan oleh petugas. Salah satu kejadian yang menarik, tatkala seorang tersangka masuk dalam mobil, suara teriakan keluarga terdengar memakinya. “Gara-gara kamu Sayuti,” ucap seorang keluarga yang suaranya terdengar samar.

Rekonstruksi selanjutnya dilakukan di Gedung Graha Bhayangkara Polda Kalteng. Dari pantauan Kalteng Pos, para tersangka melakukan proses adegan ini di dalam gedung dan di teras. Hanya saja, ada perbedaan adegan yang dilakukan di Mapolda Kalteng ini.

Selain terlihat melakukan kegiatan dalam aula gedung, para tersangka juga untuk beberapa kali keluar masuk gedung. Ketika di luar, adegan menggunakan sepeda motor dilakukan tersangka. Hingga pada akhirnya proses rekonstruksi pun selesai sekitar pukul 20.50 WIB.

Ketika dikonfirmasikan tentang hal itu, Kapolda Kalteng Brigjen Pol Anang Revandoko melalui Kabid Humas AKBP H Pambudi Rahayu mengatakan, proses rekonstruksi di Gedung Graha Bhayangkara itu merupakan adegan dari gambaran tempat kejadian perkara (TKP) rumah Yansen Binti.

Selain itu, ia juga membenarkan jika dari beberapa tersangka, termasuk Emil T Ades yang baru ditetapkan tersangka dua hari lalu.

Menurutnya, kehadiran warga Jalan Macan tersebut lantaran sudah ditetapkan sebagai tersangka. Hanya saja, Emil memiliki peranan lain yang akan dilakukan dalam proses rekonstruksi selanjutnya. “Dia (Emil, Red) memang hadir, ada peragaan lagi nanti,” pungkasnya.

Kepada awak media Pambudi menambahkan, para tersangka yang menjalankan peran masing-masing berjumlah tujuh orang.

Sayangnya Pambudi tak menyebutkan semua identitas tujuh tersangka yang dihadirkan dalam reka ulang itu.

“Adegan pertama yang dilakukan di rumah YB diperkirakan lebih dari empat adegan, di mana peran YB sendiri digantikan,” kata Pambudi, kemarin.

Terkait dengan kesan tertutup dan tidak hadirnya YB dalam rekonstruksi, menurut Pambudi, hal tersebut merupakan kebutuhan dari penyidik dalam menangani kasus tersebut serta berbagai pertimbangan.

“YB dan satu tersangka lainnya tidak dibawa dalam rekonstruksi kali ini. Sementara peran lainnya dilakukan oleh masing-masing tersangka,” katanya lagi.

Pantauan di lapangan saat rekonstruksi di Kantor KONI Kalteng, juga terlihat putri YB bersama keluarganya.

Namun putri YB bersama yang lainnya serta wartawan hanya menyaksikan dari luar pagar. Ia terlihat menangis saat para tersangka keluar dari mobil tahanan, sembari mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan kamera handphone.

Sementara salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, dirinya secara pribadi kurang setuju dengan rekonstruksi yang terkesan sudah diatur itu.

“Kalau tidak ada mainan dalam peristiwa ini, tidak mungkin harus ditutup-tutupi seperti ini. Minimal keluarga tersangka harus ada,” tegasnya.

Secara terpisah, Sastiono selaku penasihat hukum Yansen Binti mengatakan, pihaknya sudah menduga, apabila pelaksanaan rekonstruksi akan dilakukan tertutup. Karena menurut Sastiono, tujuan dilakukan secara tertutup agar bisa menyamakan keterangan para tersangka pelaku untuk memberatkan YB.

"Tetapi kami tidak khawatir, karena kami juga sudah menyiapkan saksi meringankan yang akan mematahkan semuanya," ungkap Sastiono kepada koran ini via telepon, tadi malam (31/10). (nue/*ais/ami/c3/ens)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lokasi Sidang Kasus Pembakaran 7 Gedung SD Belum Ditentukan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler