DAMASKUS - Pembantaian terhadap demonstran Syria antipemerintah di Syria ternyata belum kunjung berhentiSejumlah aktivis HAM melaporkan kemarin (21/12) bahwa dalam dua hari terakhir korban tewas akibat pembantaian dan aksi kekerasan oleh militer pendukung Presiden Bashar al-Assad hampir mencapai 200 orang
BACA JUGA: Tahanan, Arroyo Ditolak Cuti Natal
Organisasi oposisi Dewan Nasional Syria (SNC) malah menyatakan, hampir 250 warga telah tewas selama periode 48 jam terakhir
BACA JUGA: Pesawat Hancur di Jalan Tol, Lima Tewas
Mereka juga meminta badan dunia itu mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil di Syria."SNC menggarisbawahi soal perlunya diambil tindakan atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan pembantaian dan kekerasan berdarah atas sejumlah kota di Syria melalui pengerahan militer oleh rezim (Assad)," kata organisasi itu dalam rilis berita pada Selasa lalu (20/12) dan dikirimkan ke CNN via e-mail kemarin (21/12).
SNC juga mendesak agar Dewan Keamanan (DK) PBB bersidang darurat untuk membahas pembantaian tentara Assad
BACA JUGA: Iraq Perintahkan Tangkap Wapres
Selain itu, mereka minta dikeluarkan kecaman internasional atas pembantaian tersebutLantas, kota-kota yang diserang tentara Syria dinyatakan sebagai zona aman dan mendapat perlindungan internasional."Kami meminta agar dikeluarkan deklarasi bahwa Idlib, Homs, dan pegunungan Zawiyah adalah wilayah bencana akibat genosida (pembantaian) skala luas dan operasi yang dilancarkan milisi rezim di Syria," tambah merekaSelain itu, Bulan Sabit Merah Internasional dan organisasi dunia lainnya diminta turun tangan untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Dua organisasi aktivis HAM lainnya menyatakan bahwa sedikitnya 84 orang tewas dibantai militer pada Selasa lalu (20/12)Mayoritas di antara mereka adalah warga IdlibSebuah video lain yang beredar memperlihatkan jenazah seorang bocah terpisah akibat pengeboman di Kota Homs
Sebelumnya, Lembaga Pemantau HAM Syria menyebut telah mendokumentasikan identitas lebih dari 50 korban tewas akibat kekejaman rezim AssadMereka terdiri dari warga sipil dan aktivis yang menjadi buronan pemerintah
Kekerasan berdarah di Syria itu terjadi hanya selang sehari menjelang kedatangan tim pendahulu dari Liga Arab yang akan memonitor implemenntasi kesepakatan damai dengan rezim AssadMisi tim pengawas itu adalah bagian dari peta jalan damai yang diusulkan Syria sendiri pada 2 November laluDalam proposal itu, juga ada seruan untuk menghentikan kekerasan di Syria, membebaskan tahanan, dan penarikan pasukan dari permukiman warga sipil
Setelah berminggu-minggu lewat perdebatan alot, Syria menandatangani kesepakatan degan Liga Arab itu pada Senin lalu (19/12)Tetapi, rezim Assad gagal menyakinkan kelompok oposisi atau Barat bahwa mereka punya niat baik untuk menghentikan kekerasan di SyriaHal itu menambah tekanan agar PBB segera mengambil tindakan serius untuk melindungi warga sipil di Syria
Rami Abdulrahman dari Lembaga Pemantau HAM Syria, organisasi yang berpusat di Inggris, menyebut bahwa seorang aktivis di Idlib melaporkan adanya 121 jenazah yang dilarikan ke rumah sakit setempat.
Merespon laporan adanya pembantaian terhadap ratusan warga sipil dalam kurun seminggu terakhir, kubu oposisi di Syria mendesak DK PBB mengambil tindakanOposisi juga menyerukan agar Liga Arab mengeluarkan pernyataan kecaman terkait pembantaian berdarah itu"Kami juga mendesak Liga Arab bekerja sama dengan DK PBB untuk melahirkan resolusi guna melindungi warga sipil Syria," bunyi pernyataan SNC.
Pernyataan itu muncul setelah organisasi perlindungan HAM melaporkan bahwa tentara loyalis Presiden Assad telah membantai dan membunuh warga sipil yang sedang sakit di Kota Kafruwed pada Selasa lalu.
Sebelumnya, organisasi kemanusiaan juga mengingatkan bahwa ratusan penduduk sipil di Kafruwed sudah dikepung oleh pasukan pemerintah di Provinsi Jabal al Zawiyah, sekitar 300 kilometer utara Damaskus.
Awal bulan ini PBB menyatakan bahwa lebih dari 5 ribu orang tewas di Syria sejak perlawanan atas rezim Assad mencuat Maret laluNamun, Damaskus berkilah bahwa mereka hanya memerangi kelompok teroris bersenjata yang ingin mengganggu stabilitas negara.
Dalam kekerasan bersenjata pada Senin lalu (19/12), para aktivis menyebutkan, sekitar 110 orang diperkirakan tewas dalam berbagai bentrokan di seluruh wilayah SyriaTermasuk, sekitar 60-70 tentara pembelot ditembak mati dengan menggunakan senapan mesin di dekat Kafruwed, Provinsi Idlib(AFP/CNN/BBC/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jasad Kim Dipamerkan Dalam Peti Kaca
Redaktur : Tim Redaksi