Pembatasan BBM Subsidi Hemat 9 Juta KL

Rabu, 24 November 2010 – 06:09 WIB

JAKARTA - Rencana pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terus dimatangkanBebagai opsi pun dibahas

BACA JUGA: Angkutan Umum Bebas PPN

Berdasar hitungan pemerintah, pelaksanaan pembatasan bakal menghemat konsumsi BBM bersubsidi hingga jutaan kilo liter (KL)


Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, jika opsi yang diambil pemerintah adalah membatasi konsumsi BBM bersubsidi untuk mobil keluaran 2005 ke atas, maka penghematannya bakal mencapai 9 juta KL

BACA JUGA: Soal Investasi, Indonesia Dinilai Masih Lamban

"Itu luar biasa," ujarnya di kantornya kemarin (23/11)


Sebagai gambaran, total kuota BBM bersubsidi yang ditetapkan dalam APBN 2011 sebesar 38,59 juta KL

BACA JUGA: Jembatan Selat Melaka Ditawarkan pada Investor Dubai

Sehingga penghematan 9 juta KL berarti sekitar 23,3 persen dari total kuotaAdapun nilai subsidi BBM pada 2011, termasuk untuk LPG 3 kilogram dan bahan bakar nabati (BBN), dianggarkan sebesar Rp 95,9 triliunMaka, jika dihitung secara kasar, potensi penghematan konsumsi BBM bersubsidi sebesar 9 juta KL tersebut sama dengan penghematan anggaran subsidi sekitar Rp 22,3 triliunAdapun sebelumnya, pengamat energi yang juga Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menyebut potensi penghematan mencapai 7 juta KL atau setara Rp 10,6 triliun

Namun, nilai penghematan tersebut baru bisa didapat jika program pembatasan BBM bersubsidi untuk mobil keluaran tahun 2005 ke atas benar-benar sukses di lapangan
Pasalnya, Hatta sendiri mengakui, jika pemerintah jadi mengambil opsi membatasi konsumsi BBM bersubsidi untuk mobil keluaran tahun 2005 ke atas, maka bisa memicu pelanggaran karena pemilik mobil melakukan akal-akalan dengan mengganti pelat mobil, atau jika menggunakan sticker, maka pemilik mobil bisa juga memalsukannya"Kita akui, kemungkinan penyalahgunaannya lebih tinggi," katanya

Sebab, lanjut Hatta, penerapan program ini memang akan membuat petugas pengisian di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) lebih ribet karena harus melihat tahun produksi mobil dan sticker sebelum mengisi mobil tersebut"Memang, ada plus minusnya," sebutnya

Karena itu, saat ini, pemerintah terus mengkalkulasi plus minus opsi yang akan diambilSelain membatasi konsumsi untuk mobil keluaran tahun 2005 ke atas, opsi lainnya adalah membatasi konsumsi untuk semua mobil pribadiArtinya, semua mobil pelat hitam, tidak peduli keluaran tahun berapa, akan dilarang mengisi BBM bersubsidi"Opsi ini lebih simpel (sederhana) pelaksanaannya," ucapnya

Selain lebih simpel, jika semua mobil pribadi dilarang mengisi BBM bersubsidi, penghematannya tentu lebih besar, bisa mencapai 14 juta KLTapi, poin minusnya, dengan opsi ini maka semua pemilik mobil, termasuk mobil-mobil 'tua' akan terbebani karena harus membeli BBM nonsubsidi yang harganya lebih mahal"Iya, tetap saja ada saudara-saudara kita yang kesusahan, (yang) mobilnya tahun 90-an," terangnya

Karena itulah, kata Hatta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku wakil pemerintah akan membahasnya bersama Komisi VII DPRKeputusan pemerintah dan DPR diharapkan menjadi pilihan terbaik diantara dua opsi tersebut

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Evita HLegowo mengatakan, pembahasan dengan DPR untuk menentukan opsi mana yang akan diambil, akan dilakukan pada 6 - 9 Desember mendatang, sehingga diharapkan keputusan sudah dikantongi pemerintah pada pertengahan Desember"Sebab, program akan dilaksanakan pada Januari," ujarnya

Hatta menambahkan, apapun opsi yang akan dipilih, pelaksanaan program pembatasan tersebut memang akan dilakukan mulai 2011Sebab, lanjut dia, dengan pertumbuhan jumlah kendaraan, maka kuota 38,59 juta KL pasti akan terlampaui jika tanpa program pembatasan.(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun PLTN Prosesnya Rumit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler