BACA JUGA: Industri Butuh 76 Juta Ton Batubara
Pembayaran bunga utang selama semester I tahun ini sudah mencapai Rp 45,24 triliun
BACA JUGA: Modal Bank Indonesia Terancam Susut
Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan peningkatan inflasi akan meningkatkan suku bunga dan imbal hasil obligasi negaraBACA JUGA: Harga Minyak Turun Drastis
”Peningkatan yield ini karena sentimen di market,” kata Rahmat di Jakarta akhir pekan laluSentimen tersebut terkait dampak krisis subprime mortgage di AS yang belum mereda, dan harga komoditas yang menyebabkan inflasi global, yang berujung pada inflasi di dalam negeri
Rahmat mengatakan, bunga utang yang dianggarkan semula, menggunakan asumsi awalKarena asumsinya berubah, pembayaran bunga utang diprediksi juga bertambahMulanya, inflasi dan suku bunga SBI 3 bulan ditarhetkan 6,5 dan 7,5 persenHingga akhir tahun, diperkirakan melonjak menjadi 11,4 dan 9,1 persen
”APBN-P kan kita hitung di awal tahun ini, bahkan untuk APBN nya tahun laluJadi dalam situasi seperti ini, segala sesuatunya cepat berubah, terutama yang menyangkut tidak hanya yield, tapi juga demamd dari surat utang,” beber Rahmat
Mengenai krisis subprime mortgage yang mulai berdampak di bank-bank komersial di AS, Rahmat berpendapat dampaknya belum akan terasa di siniIni terwujud dari masih tingginya minat asing terhadap obligasi negara, dengan imbal hasil yang menurut Rahmat tidak terlalu tinggi
Masih positifnya situasi pasar obligasi negara ini, lanjut dia, ditopang oleh investor asing yang masih melihat spread (selisih yield SUN dengan US Treasury) masih lebih menarik
Keadaan ini juga juga ditunjang upaya pengamanan fiskal oleh pemerintah”Itu hal yang dinilai positif oleh pasarTahun depan kan diperkirakan defisitnya lebih kecil, sehingga pasar lebih terkendali dan memberikan sentimen positif,” ujarnya. (sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petrokimia Gresik, Bangun Pabrik US$200 Juta
Redaktur : Tim Redaksi