Pembelian Minyak Sonangol Harus Transparan

Jumat, 05 Desember 2014 – 22:11 WIB
Pembelian Minyak Sanangol Harus Transparan. Foto JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah diminta terbuka dan transparan terkait kontrak-kontrak minyak dan gas yang bersifat government to government (G to G) atau business to business (B to B). Termasuk, rencana kerjasama pembelian minyak mentah dari perusahaan Angola, Sonangol yang disebut pemerintah akan menghemat sekitar Rp 11 triliun sampai Rp 15 triliun dari diskon USD 15 bbl dari market price.

"Prinsipnya pemerintah mesti terbuka dan transparan terkait kontrak-kontrak migas yang sifatnya G to G ataupun B to B. Termasuk dalam kasus Sonangol," kata Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies Erwin Usman, Jumat (5/12).

BACA JUGA: Angkutan Naikkan Tarif Seenaknya, Penumpang Bisa Kabur

Dia menyatakan, Presiden Joko Widodo harus tegas memeriksa lagi soal tindak lanjut pembicaraan kerjasama Sonangol itu. Menurut dia, jika itu merugikan negara dan kesepakatan atau perjanjian awal tak sesuai wajib ditolak.

Erwin mengingatkan jangan sampai kesepakatan yang ada justru membuka celah bagi masuknya broker-broker migas baru yang berpotensi menguatkan jejaring mafia migas baru.

BACA JUGA: BRI Siap Distribusikan Kartu BBM Khusus Nelayan

Ia pun meminta publik dan DPR mesti kritis dan mengawasi pola kerjasama pembelian atau pengelolaan migas. "Sebab para mafia dan jejaringnya terus berusaha keras untuk membuka celah baru untuk eksistensi mereka," tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan jika Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said harus menjelaskan kelanjutan kerjasama Sonangol. Sebab, kata dia, karena merekalah yang pertama kali menjelaskan ke publik terkait diskon USD15 bbl dari harga pasar.

BACA JUGA: 2015 Ekonomi RI Bakal Hadapi Tantangan Berat

"Menteri ESDM Sudirman Said harus segera menjelaskan sejauhmana perkembangan kontrak Sonangol ini. Agar publik tahu, benarkah negara untung dengan skema pembelian yang ada, atau malah negara buntung," paparnya.

Seperti diketahui, Pemerintah melalui Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan ke depan publik bahwa kerjasama G to G dengan Sonangol EP akan menguntungkan negara diuntungkan karena diskon USD15 bbl dari harga pasar minyak dunia. Pemerintah akan menghemat sekitar Rp 11 triliun sampai Rp 15 triliun dari kerjasama ini.

Akan tetapi, hal berbeda terlihat dari respons teknis oleh Sonangol Asia per tanggal 20 November 2014, yang menjawab surat Pertamina per tanggal 18 November 2014 mengenai "Counter To The Proposed Contractual Volume 2015". Sonangol secara tegas menjawab permintaan Pertamina mengenai diskon USD 15 /bbl tidak dapat diberikan dan masih mengacu pada normal-market price.(boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Genjot Kinerja Kilang Nasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler