TRIPOLI - Perang melawan loyalis Muammar Kadhafi menguras pundi-pundi keuangan pemberontak LibyaUntuk membantu pemberontak menggulingkan pemerintahan Sang Kolonel, sejumlah negara berpengaruh di dunia mengucurkan dana segar
BACA JUGA: Osama Berencana Serang Jaringan Kereta AS
Tak pelak, keputusan tersebut dikecam oleh pemerintah Libya.Sejumlah pemimpin pemberontak menyatakan, keputusan untuk menggelontorkan bantuan tersebut diambil dalam pertemuan Kelompok Koneksi Internasional di Roma
BACA JUGA: Eks-Menteri Mubarak Kena 12 Tahun Penjara
Untuk tahap awal, Qatar dan Kuwait menjadi donatur utama.Langkah lain yang juga diupayakan adalah membuka blokir atas aset Libya senilai USD 60 juta (sekitar Rp di Eropa dan Amerika Serikat yang tengah dibekukan
Prancis dan Italia menyatakan akan mengelola dana bantuan tersebut
BACA JUGA: Inggris Kembali Usir Dua Diplomat Libya
Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe menyatakan badan baru guna mengelola bantuan tersebut akan dibentuk dan mulai bertugas dalam beberapa minggu ke depanMenteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, tuan rumah pertemuan Roma menyatakan, bersama Prancis telah meminta Uni Eropa untuk mencari jalan keluar atas pemblokiran aset tersebut"Karena uang itu milik rakyat Libya," tandasnya.
Frattini menambahkan, USD 250 juta sudah tersedia untuk bantuan kemanusiaanMemang jumlah tersebut masih jauh dari utang yang dibutuhkan kelompok pemberontak, yakni USD 3 miliarMeski demikian, para pemimpin pemberontak Libya menyambut baik langkah tersebut"Ini adalah awal yang baik," ujar Mahmud Jibril, ketua Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) setelah mengikuti pertemuan Roma.
Jibril menyatakan angka USD 3 miliar tersebut merupakan kebutuhan untuk enam bulanDia mengaku tidak sabar untuk menunggu pembukaan blokir atas aset Libya tersebut"Proses (pembukaan blokir) ini seharusnya dipercepatSebab, jika uang tersebut sudah di tangan proses pencapaian target yang sudah disusun dalam peta jalan penyelesaian krisis Libya bisa dengan cepat dilaksanakan," tambahnya.
Rencana untuk mencairkan aset Libya yang diblokir di luar negeri dikecam keras oleh pemerintahan KadhafiWakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim menyebut, tindakan tersebut sama saja dengan pembajakan sebuah kapal di samudera luas
"Libya, sebagai negara dan mempunyai pemerintahan, masih diakui oleh hukum internasionalLibya adalah negara berdaulat dan penggunaan aset yang dibekukan sama seperti perompakan di laut," tegas Khaled kepada wartawan di Tripoli kemarin (6/5)(cak/jpnn/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjahat Perang Nazi Mulai Diadili
Redaktur : Tim Redaksi