jpnn.com, MEDAN - Seorang perempuan bernama Cahaya yang mengaku bibi dari Rizka Fitria salah satu wanita yang dibunuh Aipda RS di kamar Hotel di Medan, Sumut, akhirnya angkat bicara.
Cahaya menyebut alasan oknum polisi Aipda RS nekat menghabisi nyawa Rizka Fitria dan Aprilia hanya karena sakit hati, sangat tidak masuk akal.
BACA JUGA: Briptu KO Kembali Berulah, Kapolres Tak Beri Ampun, Kariernya Sebagai Polisi Tamat
Itulah sebabnya, Cahaya menaruh curiga dan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut.
“Makanya kubilang logika sajalah, dia anak perempuan, anak gadis, kek mana kali rupanya dia nanya sama seorang polisi, kok bilang sampai sakit hati,” ungkapnya kepada wartawan usai demo bersama warga di Polres Belawan, Senin (1/3).
Cahaya yang juga tetangga Rizka di Lorong V Kelurahan Bagan Deli, Medan Belawan, menceritakan bahwa dia pernah meminta tolong kepada Rizka yang juga masih ponakannya itu memberikan sesuatu ke anaknya yang sedang ditahan di sana.
BACA JUGA: Habisi Dua Wanita Muda di Hotel, Aipda RS Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Cahaya menitipkan barang berupa sabun, odol, dan obat-obatan kepada anaknya yang sedang ditahan itu.
Titipan itu diberikan pada Kamis 4 Februari 2021, di mana tahanan tersebut juga adalah sepupu dari Rizka sendiri.
BACA JUGA: Terungkap, Aipda RS Habisi Dua Gadis Medan di Kamar Hotel, Begini Pengakuannya
“Besok awak antar ya, diantarlah besoknya titipan itu,” katanya kepada wartawan, Senin (1/3/2021) usai mengikuti demonstrasi warga Medan Belawan di Polres Belawan.
Ternyata, titipan tersebut rupanya tak diantarkan oleh pelaku Aipda Roni Syaputra hingga akhirnya Rizka kembali menanyakan kepada pelaku.
“Dari tanggal 4 itu sekitar tanggal 6 bapak kasih kabar lagi, titipan tadi belum sampai. Baru awak bilang sama Rizka kok titipannya belum sampai. Besok awak tanyakkan ya bulek (bibi) katanya. Ditanyakannya lah sama si pelaku itu tanggal 7 itu,” jelasnya.
Cahaya menyebutkan, dari pengakuan Rizka, bahwa pelaku baru masuk piket di tahanan Polres Belawan pada tanggal 8 Februari.
“Terus pulang kerja itu dia ngasih kabar lagi, dibilangnya Bulek dia nggak masuk, besok baru piket. Itu sekitar tanggal 8,” ungkapnya menirukan perkataan Rizka saat itu.
Cahaya menyebutkan bahwa sangat konyol alasan membunuh Rizka Fitria dan Aprilia Cinta hanya dikarenakan sakit hati akibat sebuah paket yang tak disampaikan ke tahanan.
“Makanya kubilang logika kitalah, dia anak perempuan, anak gadis, kek mana kali rupanya dia nanya sama seorang polisi, kalau kita bilang orang tua, sampai sakit hati,” ungkapnya.
Cahaya membantah keterangan polisi yang menyebutkan Rizka menyelonong masuk ke ruang tahanan untuk memberikan paket tersebut ke sepupunya tersebut.
“Keterangan dari polisi kan dia hari Sabtu ngantar itu (paket). Karena sudah terlalu lewat jam bezuk karena dia seorang PHL. Dia langsung masuk saja, jadi (pelaku) sakit hati. Itu keterangan dari polisi dan kubaca di media,” jelasnya.
Terungkap fakta perselisihan Aipda Roni Syaputra dengan Rizka Fitria soal titipan ke tahanan di Polres Belawan.
Ternyata titipan itu berasal dari bibi Rizka Fitria yaitu Cahaya.
Meski hanya berupa titipan alat mandi berupa sabun mandi dan odol, serta obat-obatan, ternyata titipan itu tak kunjung disampaikan Aipda Roni ke tahanan dimaksud di sel tahanan Polres Belawan.
Akibat kesalahpahaman ini, nyawa Rizka Fitria (21) dan Aprilia Cinta (16) pun melayang di tangan Aipda Roni Syaputra, polisi yang bertugas di Polres Belawan.
Padahal Rizka ini juga dikenal pelaku karena selama ini Rizka merupakan honorer atau pekerja harian lepas (PHL) di Polres Belawan.
Seperti diketahui, jasad kedua korban sendiri ditemukan pada Senin (22/2) di dua lokasi berbeda di Kota Medan.
Keduanya dibunuh di salah satu hotel melati di Padangbulan, Kota Medan, Sabtu (20/2).
BACA JUGA: Briptu KO Kembali Berulah, Kapolres Tak Beri Ampun, Kariernya Sebagai Polisi Tamat
Sementara pelaku Aipda Roni Syahputra ditangkap di rumahnya pada Rabu (24/2) malam.(ral/pojoksatu)
Redaktur & Reporter : Budi