jpnn.com, KEDIRI - Kasus pembobolan rekening sejumlah nasabah Bank BRI memicu keresahan massal.
Para nasabah itu terlihat mengantre di mesin-mesin ATM. Khususnya yang ada di Kantor Cabang Unit (KCU) Ngadiluwih dan di Kantor Cabang Pembantu Purwokerto. Tujuannya, selain mengecek saldo, banyak di antaranya yang berusaha mengganti PIN-nya.
BACA JUGA: Respons OJK terkait Kasus Pembobolan Rekening Nasabah BRI
Kemarin misalnya, puluhan nasabah berderet di depan mesin ATM yang ada di KCU Ngadiluwih. Mereka bahkan harus diberi nomor antrean agar tidak berebut.
Antrean juga terlihat di kantor cabang pembantu (KCP) di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih. Di tempat ini, ATM juga dipadati nasabah. Antreannya juga banyak.
BACA JUGA: 4 Langkah Cegah Rekening Anda Dibobol Modus Skimming
“Dari pagi hingga siang ini sudah ramai. Rata-rata untuk mengecek saldo,” kata Joni, satpam di KCP Purwokerto.
Selain ramai oleh nasabah yang melakukan pengecekan saldo, sampai kemarin laporan nasabah yang kecurian uang di rekeningnya terus bertambah. Menurut polisi, jumlahnya mencapai 33 nasabah.
BACA JUGA: 8 Fakta Pembobolan Rekening Nasabah BRI, Saldo Berkurang
“Jumlah nasabah yang rekeningnya sudah tersedot secara otomatis sekitar 33 orang. Ini informasi dari BRI Kantor Cabang Kediri,” kata Kapolres Kediri AKBP Erick Hermawan.
Erick mengatakan polisi terus melakukan penyelidikan. Berbagai kemungkinan mereka dalami. Termasuk indikasi-indikasi bahwa kejahatan perbankan ini bukan dilakukan melalui teknik skimming.
Sementara itu, beberapa nasabah yang melaporkan kehilangan uang di antaranya adalah Atik Rohmawati. Wanita ini warga Perumahan Proborini Asri Ngadiluwih.
Dia mengaku sudah mendapat SMS sejak Minggu (11/3) sekitar pukul 19.16 WIB. “Sempatnya melapor hari ini mbak,” tutur Atik.
Ibu rumah tangga ini mendapat SMS sebanyak tiga kali. Dengan nilai transaksi yang berbeda-beda.
Awalnya, dia memang melakukan penarikan via ATM senilai Rp 1 juta pada pukul 16.00. “Uang itu rencananya untuk sambang ke besan,” katanya.
Anehnya, sekitar pukul 119.00 dia mendapat SMS notifikasi tiga kali secara beruntun. “SMS pertama ditarik sebesar Rp 1.015.946.67. Kemudian SMS kedua sebesar Rp 2.017.037.63. Sedangkan SMS terakhir Rp 1.015.946.67,” cerita Atik.
Tiga transaksi debet secara otomatis itu sontak membuat Atik kaget. Tapi karena kondisi di rumah masih sibuk, Atik baru bisa melapor ke BRI pada Selasa (13/3). (c1/fiz/fud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru 16 Nasabah BRI Lapor Kehilangan Tabungan
Redaktur & Reporter : Soetomo