Pembubaran FPI Efeknya Bisa Sampai ke Pilpres 2024

Rabu, 30 Desember 2020 – 20:15 WIB
Pengamat politik Ujang Komarudin. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pembubaran dan pelarangan segala aktivitas Front Pembela Islam (FPI) diprediksi bakal membawa efek di tengah masyarakat.

Pengamat politik Ujang Komarudin bahkan memprediksi dapat berimbas hingga ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

BACA JUGA: 4 Langkah Ini Bisa Ditempuh FPI, yang Ketiga Menarik Disimak

Alasannya sederhana, kader dan simpatisan organisasi kemasyarakatan (Ormas) pimpinan Habib Rizieq Shihab itu sudah cukup banyak selama ini.

"Pilpres 2024 akan tetap hangat, karena kader dan simpatisan FPI itu banyak," ujar Ujang kepada jpnn.com, Rabu (30/12).

BACA JUGA: Edy Rahmayadi: Saya sebagai Gubernur Sumut Belum Mengizinkan

Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini memperkirakan, secara individu-individu, para simpatisan dan kader FPI tentu tidak akan diam dengan kondisi yang dialami saat ini.

"Walaupun organisasinya dibubarkan, saya kira mereka secara individu-individu dan kelompok tetap jalan dalam perjuangannya," kata Ujang.

BACA JUGA: Ruhut Tantang Fadli Zon Pakai Lagi Kaus Jubir FPI

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini mengatakan, serangkaian peristiwa yang dialami FPI dan Imam Besarnya Habib Rizieq Shihab belakangan ini, tentu cukup membekas pada para simpatisan dan kader FPI.

Mulai dari tewasnya enam laskar FPI saat berhadapan dengan aparat, hingga Rizieq Shihab ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.

Peristiwa lain, kata Ujang, kasus dugaan chat mesum Habib Rizieq dengan Firza Husein yang diperintahkan pengadilan untuk dibuka kembali, hingga pembubaran dan pelarangan aktivitas FPI.

Ujang juga tidak menampik kemungkinan adanya pihak-pihak yang menganggap bahwa FPI diperlakukan secara tidak adil.

"Atas serangkaian peristiwa itu, FPI dan bisa saja sebagian rakyat akan berpandangan seperti itu (diperlakukan tak adil). Bisa saja FPI diperlakukan tidak adil dan dianggap sebagai musuh, padahal mereka juga bagian dari warga negara," pungkas Ujang.(gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler