Perusahaan Australia Forestry Corporation didenda ribuan dollar terkait longsor yang disebabkan oleh aktivitas penebangan pohon untuk pembukaan hutan di Coffs Harbour, New South Wales.

Otorita Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA) menyatakan, penebangan pohon di kawasan hutan Tuckers Nob State Forest telah menyebabkan longsoran tanah yang terbuang ke sungai di sekitarnya.

BACA JUGA: Universitas Sydney Buka Bank Darah Untuk Anjing

Menurut Brett Nudd dari EPA, aktivitas penebangan yang berlangsung September 2014 hingga Februari 2015 itu sama sekali tidak memperhatikan faktor hujan dan erosi tanah.

"Kegiatan mereka mengakibatkan penggundulan hutan hingga 95 hektar," katanya.

BACA JUGA: Pelajar Berkulit Hitam Diusir Dari Toko Apple di Melbourne

"Saat terjadi hujan, maka terjadilah sedimentasi tanah yang terbuang ke sungai. EPA menyelidiki kasus ini dan menjatuhkan denda 15 ribu dollar (Rp 150 juta) kepada Forestry Corporation," jelas Nudd.

"Hasil penyelidikan EPA menyimpulkan bahwa pengendalian erosi yang mereka terapkan tidak memadai dan kurang memperhatikan risiko waktu pelaksanaan penebangan yang bertepatan dengan musim hujan," katanya.

BACA JUGA: Variasi Kapal Nusantara Diabadikan di Darwin

Namun, menurut Dewan Lingkungan Hidup North Coast (NCEC) menggambarkan denda ini sebagai "hanya tamparan di lengan".

Juru bicara NCEC Susie Russell mengatakan, denda 15 ribu dollar tidak akan mencegah terjadinya kejadian serupa.

"Denda ini tidak berpengaruh banyak. Kami meminta transparansi antara EPA dan perusahaan itu," katanya.

Russell menjelaskan, pihak EPA tidak akan pernah tahu permasalahan penebangan ini jika saja warga setempat tidak melaporkan bahwa telah terjadi polusi di sungai yang sering menjadi tempat pikinik warga.

"Penebangan yang dilakukan tidak jauh dari area rekreasi umum adalah suatu kebodohan. Namun hal seperti ini terjadi di daerah lainnya juha tanpa ditindaki oleh EPA," katanya.

"Sekarang yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa EPA sedang bernegosiasi dengan perusahaan Forestry Corporation untuk pembukaan lahan hutan alamiah di wilayah ini," tambah Russell.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marak Konflik Kepentingan antara Dokter Hewan dan Industri Makanan dan Farmasi Hewan

Berita Terkait