jpnn.com - JPNN.com – Publik digemparkan pembunuhan sadis terhadap keluarga arsitek bernama Doni Triono, 59, di Pulomas, Jakarta Timur, kemarin.
Dalam tragedi itu, enam dari 11 penghuni rumah tewas setelah disekap dalam kamar mandi pembantu berukuran 1 x 2 meter persegi selama 18 jam. Polisi menduga, pelakunya berjumlah tiga orang.
BACA JUGA: Jejak Pelaku Terendus ke Kampus
Informasi tersebut didapat dari salah seorang pembantu rumah tangga yang selamat dari peristiwa itu.
”Keterangan pembantu, ada dua yang menodong korban pakai pistol dan satu lagi bawa golok," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F. Kurniawan di lokasi kejadian kemarin.
BACA JUGA: Kriminolog: Kasus Pulomas, Pembunuhan Tersadis 2016
Hendy menyampaikan, pelaku tersebut mendatangi rumah Dodi Triono pada Senin sore (26/12). Saat itu, yang menjadi korban penodongan adalah Yanto, sopir dari Dodi.
"Dari keterangan pembantu yang selamat, saat itu Yanto baru mau mengeluarkan mobil, saat baru buka pagar kemudian datang para pelaku," ucap dia.
BACA JUGA: Sang Ibu: Ini Kejam Banget!
Namun, Hendy belum dapat memastikan hal tersebut. Sebab, polisi masih mendalami kasus ini dan meminta keterangan dari para saksi lainnya.
Di lokasi rumah korban, polisi menghentikan olah TKP sekitar pukul 16.00 berbarengan dengan dibawanya 5 jenazah korban ke RS Polri.
Sementara satu jenazah atas nama Tasrok sudah dibawa sejak Selasa siang ke RS Kartika. Saat itu Tasrok memang masih ada nadinya, namun dalam perjalanan ke rumah sakit korban meninggal dunia.
Kapolda Metro Jaya Irjenpol M. Iriawan mengatakan, pihaknya belum mengetahui motif para pelaku pembunuhan. Saat ditanya apakah ada barang yang hilang. Kapolda mengaku baru akan meneliti dan menelusuri.
Dia juga mengatakan dugaan sementara belum bisa ditentukan. "Apakah ini perampokan, pembunuhan berencana atau keduanya masih kami dalami, soalnya nggak ada barang yang hilang," kata Jenderal bintang dua ini saat meninjau TKP, siang.
Namun, ia mengakui ada luka lecet yang dialami oleh beberapa korban. "Mereka disekap kamar mandi ukuran kecil dari Senin sore hingga pagi tadi, dugaan sementara korban kehabisan oksigen," imbuhnya.
Terkait CCTV yang terpasang di TKP, Iriawan mengaku jika rekaman ada yang hilang akan menjadi barang bukti selanjutnya.
Tapi ia enggan bilang kalau CCTV yang terpasang hilang diambil pelaku. "Jangan dulu bilang hilang. Kita akan selidiki kalau kemungkinan itu terjadi," ujarnya.
Namun pernyataan Kapolda berbeda dengan salah seorang pembantu Dodi Triono, Sugeng, 32. Kata Sugeng, rekaman CCTV hilang.
"Soalnya pas saya cek, rekamannya nggak ada," kata Sugeng.
Sugeng, Lutfi dan ketua RW 16, Abdul Gani, 45, dan polisi usai mendobrak pintu kamar mandi pembantu langsung mengevakuasi korban ke ruang tengah. Dalam kamar mandi itu shower masih bunyi sehinga para korban pakaianya basah.
Gani tak menyangka petaka di siang bolong ini menimpa kerabatnya, Dodi triono. "Saya kaget melihat ketua RT saya dengan kondisi begitu. Dia ketua RT 12. Kenapa musibah ini menimpa ke orang baik," cetusnya.
Gani menjelaskan, kondisi tubuh Dodi saat itu sangat mengenaskan. "Jadi ada luka di dada kiri perut sebelah kanan dan kiri. Di lehernya juga ada luka sayatan. Dodi Cuma pakai kaos putih sama celana pendek putih. Darah seger juga masih keluar tuh dari leher," aku Gani.
Tidak hanya sang ayah, Gani menuturkan salah seorang anak perempuan Dodi, Diona Arika Andra Putri, 16, juga dalam kondisi penuh darah dan ditemukan tanpa pakaian atas.
Sementara itu tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jaktim pun dikerahkan untuk mengetahui jejak pelaku. Bahkan Tim K9 pun turut serta.
Sekitar pukul 13.30, K9 sembilan mulai menyisir rumah korban, lalu hewan itu ke luar rumah dan menyisir jalanan hingga 300 meter.
Setelah itu anjing tersebut masuk ke kampus Ismi. Menyisir setiap sudut kampus termasuk kantin, namun tak ada hasil. Anjing itu pun kembali ke TKP.
Sekitar pukul 13.50, K9 kembali keluar rumah korban dan menyisir jalanan hingga 200 meter. Kali itu masuk ke sekolah TK, namun, tak ada barang bukti yang diambil. (gum)
Redaktur : Tim Redaksi