jpnn.com - SAMARINDA – Petugas Polsekta Sungai Kunjang akhirnya memilih menembak Syarifuddin Noor alias Udin. Empat tembakan polisi membuat Udin akhirnya meregang nyawa.
Sebelumnya kawasan Sungai Kunjang, Samarinda, dinaungi awan teror selama 35 jam. Pelaku pada Minggu dini hari (17/7) mengakmuk dan membuat warga sangat waspada.
BACA JUGA: Mahasiswa Papua Desak Pemda Jogjakarta Minta Maaf
Dia membunuh siapa pun yang ditemui. Pria 31 tahun itu diketahui kabur setelah membunuh istrinya, Jumiati, serta adik iparnya, Masrani. Dia sempat melukai tiga orang di rumah berbeda setelah mengetuk satu per satu pintu.
Dilaporkan Kaltim Post (Jawa Pos Group), selepas itu, pelaku meninggalkan kediamannya di Gang Bakti, Jalan Jakarta, Sungai Kunjang, menuju hutan.
BACA JUGA: Tiga Koruptor Bansos dan Mes Dijeblosin ke Penjara
Sebelas jam bersembunyi, pria yang lahir dan besar di gang tersebut rupanya kembali kemarin siang. Udin diduga kelaparan. Beberapa warga yang sudah menjaga diri dengan senjata tajam melihat sosoknya. Warga melaporkan informasi itu kepada polisi.
Setelah pencarian selama sejam, Udin ditemukan di belakang Kompleks Tugu Monas, Jalan Jakarta. Di situ, Udin sempat menumpas Jamal, anggota Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKMP). Belasan petugas mengejar dan menyarangkan empat peluru di tubuhnya. Udin tak berkutik.
BACA JUGA: Warga Gempar! Nordin M Top Muncul di Pasar, Ini Fotonya
Sebelum tertangkap kawasan itu benar-benar mencekam. Udin akan menimpas siapa saja yang ditemuinya. Bungsu dari empat bersaudara itu berkeliaran dengan ikat kepala. Kedua tangannya memegang senjata tajam yang terikat dengan tali.
“Mandau di kanan, badik di tangan kiri,” ucap seorang warga yang sibuk mencari pelaku. Untuk menjaga diri, masyarakat di Jalan Jakarta melengkapi diri dengan senjata tajam sepanjang pagi hingga siang kemarin.
Udin sempat terlihat berlari di kolong-kolong rumah. “Tadi ada orang sempat lihat,” sebut Iwan Sujarwo, tetangga yang rumahnya dirusak Udin ketika teror pada Minggu dini hari.
Warga yang sudah mempersenjatai diri dengan senjata tajam dan benda tumpul bahu-membahu membantu polisi. Mereka mencari Udin.
Beberapa warga akhirnya menemukan Udin di Jalan Manunggal. Hanya sebentar, dia kemudian menghilang. Polisi bersenjata lengkap bahkan menurunkan anjing pelacak K-9 untuk mengendus jejak Udin.
Beberapa menit kemudian, Jamal, anggota FKPM Karang Asam Ilir, melihat Udin di Kompleks Tugu Monas, Sungai Kunjang. “Polisi juga tahu, saya lihat dan ternyata benar,” jelas Jamal saat ditemui di rumah sakit.
Berada paling dekat dengan Udin, Jamal tiba-tiba diserang. Jamal dikejar dengan mandau dan badik. Celaka, dia terjatuh. Pria itu menjadi sasaran timpasan Udin yang makin brutal. Pipi kanan, tangan, dan bahunya, tersayat dalam.
Polisi terus mengejar Udin yang dengan buas menimpas Jamal. Petugas sempat kewalahan karena Udin terus membabi buta. Beberapa kali peluru dilepaskan, namun Udin tetap menimpas Jamal.
Udin akhirnya rebah setelah satu tembakan di kaki dan dua tembakan di dada kanan. Masih berusaha berdiri, polisi melumpuhkan dengan satu tembakan lagi. Total empat peluru bersarang.
Meskipun tak bergerak, Udin masih bernapas saat dinaikkan ke mobil Polsekta Sungai Kunjang. Nyawanya tak tertolong ketika dibawa ke RSUD AW Sjahranie.
Kapolekta Sungai Kunjang Kompol Apri Fajar Hermanto menerangkan, petugas harus melumpuhkan Udin. Lagi pula, posisi Udin sangat membahayakan keselamatan Jamal saat itu.
“Dia sempat melawan dan melukai warga sipil,” sebut perwira berpangkat melati satu tersebut. Kapolsekta turut menjelaskan bahwa penyidikan pembunuhan yang dilakukan Udin akan dihentikan.
Kepolisian segera menerbitkan mengeluarkan Surat Pemberhentian Penyidikan Perkara (SP3) karena tersangka sudah meninggal duni. (dra/la/dq/fel/rom/k11/yuz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Mengajar, Bu Guru Masuk Penjara
Redaktur : Tim Redaksi