jpnn.com, SOLSEL - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel) menganggarkan Rp 1,2 miliar untuk melengkapi fasilitas objek wisata alam Goa Batu Kapal (GBK) di Kecamatan Sangir Balai Janggo, Solok Selatan, Sumatera Barat. Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan mushala, toilet, kios dan parkir di sekitar objek wisata.
"Tahun 2019 pemda menganggarkan Rp 1,2 miliar untuk melengkapi fasilitas GBK," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, Hari Trisna kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.
BACA JUGA: Adik Ipar Mengaku tak Sadar Pisau Menusuk Sang Kakak
Tahun sebelumnya, juga telah dibangun gerbang masuk GBK dan jalan setapak dengan mamamfaatkan batu alam masuk ke dalam goa.
Fasilitas wisata tersebut untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung. Karena belum ada toilet yang perlu disediakan di tahun 2019, termasuk mushalla untuk tempat shalat. "Dibangunnya kios di sekitar GBK, untuk penyediaan oleh-oleh bagi pengunjung. Mereka tak susah cari sana-sini, langsung disedikan di GBK," paparnya.
BACA JUGA: 15 Rumah di Solsel Rusak Diterjang Angin Puting Beliung
Selain GBK, Bumi Perkemahan Camintoran juga mendapatkan anggaran yang besar yakni senilai Rp12,85 miliar. "Fasilitas wisata alam camintoran, bakal lengkap di tahun ini," paparnya.
Selain itu, pembenahan desa wisata bangun rejo. Pihal dinas sebut Hari Trisna, akan dilakukan pembinaan secara matang untuk dijadikan desa percontohan dari desa wisata di solsel. "Bangun Rejo, akan dikonsep sebagai desa wisata di Solsel," paparnya.
BACA JUGA: Semburan Asap Gunung Kerinci dan Gempa Bikin Warga Khawatir
Kemudian Hot Water Boom (HWB), ada kegiatan pembangunan infratruktur. Nantinya, soal pengelolaan apakah fokus dikelola dinas, BLUD atau melalui pihak ketiga dan lewat koperasi. "Saat ini kita koordinasikan dulu dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) soal BLUD itu," ujarnya.
Soal kendala tidak mengalirnya air panas ke kolam renang, sehingga kolam renang di HWB kekeringan. Hal itu tandasnya disebabkan penebangan kayu yang menimpa tempat saluran air. Juga dampak terjadinya longsor musim hujan, pipa saluran air panas juga ditimpa pohon hingga pecah sepanjang 3,5 km.
"Inilah penyebab air kolam panas HWB kekeringan cukup lama," bebernya.
Terkait pajak parkir di luar kawasan, perlu diusulkan aturan pajak parkir. Sedangkan di dalam kawasan hanya retribusi.
Di sekitar HWB perlu dibangun tempat hiburan, seperti permainan bagi anak-anak, taman anak, kolam mini untuk keindahan. "Untuk mewujudkan ini, kita butuh pembebasan lima hektar lahan disekitar HWB. Soal pembangunan wisata, kita sangat butuh dukungan seluruh dinas," harapnya. (tno)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Pencuri Spesialis Kerbau Dibakar Warga di Solsel
Redaktur & Reporter : Budi