JAKARTA - Pemerintah akan kembali melanjutkan program restrukturisasi peningkatan teknologi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang sudah berakhir April tahun 2007Pemerintah beranggapan, program yang juga merupakan stimulus itu dimaksudkan untuk menjaga daya saing produk tekstil nasional meski permintaan di pasaran internasional sedang turun.
Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian, Anshari Bukhari di kantornya, Selasa (31/3) menyatakan, krisis keuangan global memang telah memberikan dampak penurunan permintaan TPT nasional dari negara-negara tujuan utama ekspor TPT nasional seperti Amerika, Uni Eropa dan Jepang.
“Namun untuk tetap meningkatkan daya saing produk TPT nasional terutama menekan berbagai efisiensi dan peningaktan kualitas, maka upaya stimulus pemerintah pemerintah untuk peremajaan mesin-mesin tekstil nasional melalui program peningkatan teknologi industri harus dilanjutkan,” terang Anshari.
Dikatakannya, program tersebut akan dilanjutkan pada 2009 ini
BACA JUGA: Ekonomi Indonesia Terjangkit Wabah 5K
Dalam rangka itu, katanya, pemerintah juga akan menyempurnakan realisasi stimulus itu dengan memperhitungkan kendala-kendala teknis yang sempat dialami saat penerapan program restrukturisasi yang dijalankan pada 2007 dan 2009."Bentuk penyempurnaan tersebut diantaranya potongan pembelian mesin atau peralatan, serta pinjaman pembiayaan pembelian mesin atau peralatan dengan suku bunga rendah melalui modal pendanaan,” sebutnya.
Anshari menyebutkan, pada tahun anggaran 2009 ini Depperin mengalokasikan anggaran sebesar Rp 240 miliar
Ditambahkannya, alokasi dana tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh 180-200 perusahaan TPT dengan melakukan investasi mesin atau peralatan yang bersumber dari kredit perbankan.(cha/JPNN)
BACA JUGA: Ekspor Rotan Masih Stagnan
BACA JUGA: Minyak Dunia Merangkak Naik
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daya Saing Tekstil di Pasar Dunia Menurun
Redaktur : Tim Redaksi