JAKARTA - Pemerintah saat ini sedang berupaya untuk mengurangi kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN)Dari total surat utang (obligasi) yang sudah diterbitkan sekitar Rp1.050 triliun, hampir 30 persen di antaranya dimiliki oleh asing
BACA JUGA: Pemerintah Segera Launching KUR TKI
Padahal obligasi merupakan unsur yang paling mendominasi keseluruhan utang negara yang saat ini mencapai Rp1.650 triliun."Pengelolaan utang saat ini menjadi isu sentral untuk mengelola negara dan sistem keuangan negara secara keseluruhan
BACA JUGA: Pemerintah Baru Tarik Utang LN Rp 26,9 Triliun
Sedangkan Rp642 triliun dari SBN itu tradable (diperdagangkan) dan asing memiliki sekitar Rp165 triliun atau 30 persen-nya,’’ kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Rahmat Waluyanto pada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/11).Melihat porsi asing yang cukup dominan, pemerintah pun kedepan kata Rahmat akan mengatur agar SBN lebih banyak dimiliki oleh pasar domestik dalam negeri
"Makanya kita harus bisa menjaga pasar Surat Utang Negara (SUN) stabil karena kalau harga SUN dampaknya besar terhadap neraca lembaga keuangan yang memegang SBN
BACA JUGA: Indef: Waspadai Inflasi Akhir Tahun
Saat harga SUN jatuh maka nilai aset bersih akan terkoreksi sehingga investor bisa rugi, Perbankan juga nilainya terkoreksi tajam karena modalnya berkurang,’’ jelas Rahmat.Karena itulah kata Rahmat, pasar SBN dalam negeri harus bisa dikembangkan menjadi bagian dari pasar domestik yang kuat dan efesien di IndonesiaKepercayaan para investor untuk meletakkan saham mereka di dalam negeri harus tetap terjaga sehingga tidak terjadi pelarian arus modal ke luar negeri.
"Kalau bicara SBN di Indonesia, kita melihat pasar ini harus terus dikembangkanBukan hanya APBN-nya saja yang bergantung ke SBN tapi menguatnya SBN tentu akan menguatkan pula pasar keuangan Indonesia secara keseluruhan,’’ tegas Rahmat(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Lifting 2010 Tak Tercapai
Redaktur : Tim Redaksi