JAKARTA - Direktorat pengelolaan Utang, Kementrian Keuangan mengungkapkan baru menarik pinjaman luar negeri berdasarkan jenis pembiayaan sebesar Rp26,91 triliunJumlah yang ditarik ini berdasarkan data per 31 Oktober 2010 atau telah menarik pinjaman LN sebesar 49,8 persen dari total target Rp54,07 triliun hingga akhir tahun.
Pada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/11), Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu Rahmat Waluyanto menjelaskan, realisasi pinjaman tertinggi tercatat untuk pinjaman proyek
BACA JUGA: Indef: Waspadai Inflasi Akhir Tahun
Yakni sebesar 64,8 persen dari target komitmen pemerintah sebesar Rp24,56 triliunPinjaman proyek ini memang selalu minim setiap tahunnya
BACA JUGA: Target Lifting 2010 Tak Tercapai
Karena rendahnya penyerapan tergantung pada proses fisik yang ada di lapanganMeski lebih banyak realisasi penarikan utang yang rendah, namun Rahmat optimis menjelang akhir tahun nanti, realisasi akan meningkat
BACA JUGA: Penyerapan Anggaran Berjalan Lamban
Karena kendala klasik yang terjadi adalah, realisasi sedikit terlambat disebabkan kendala seperti kesiapan proyek yang molor, fisik yang perlu lahan dengan waktu pembebasan lambat serta koordinasi antar kelembagaan yang dilakukan secara cermat.Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Utang, realisasi pinjaman program masih rendah yakni untuk Bank Dunia dari target Rp16,63 triliun realisasinya masih nol persenADB dari total Rp6,44 triliun realisasi tercatat 71,3 persenPinjaman dari Jepang sebesar Rp3,68 triliun tercatat sudah terealisasi 99,8 persenDan penarikan utang dari Perancis dari target Rp2,76 triliun terealisasi sudah 98,8 persen.
Sementara perihal masih besarnya pembiayaan negara dari utang, Rahmat mengatakan bahwa Indonesia memang belum bisa sepenuhnya bebas dari utang, baik dalam maupun luar negeriSaat ini saja, nilai utang Indonesia yang mencapai Rp1.650 triliun diprediksi akan terus bergerak karena utang menjadi salah satu sumber utama pembiayaan negara.
"Rp 1.650 triliun itu akan bergerak terusDalam APBN, sumber pembiayan utama kalau masih terjadi defisit, harus ditutupi dari utangMeski persentase PDB dibawah 2 persen, namun pembiayaan negara tetap naik terus Rp1.000 triliun per tahunBisa dikatakan seluruh defisit dibiayai dari utang,’’ kata Rahmat.
Selain itu kata Rahmat, instrumen utang terbesar adalah instrumen pasarSehingga bila APBN mengalami kerentanan akibat dinamika yang terjadi di pasar, maka pemerintah harus sangat hati-hati mengatur sumber pembiayaan negara salah satunya dengan antisipasi utang(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Optimis 100 Persen Realisasi Penerimaan Pajak 2010
Redaktur : Tim Redaksi