Pemerintah Cina Akui Tembak Mati 12 Orang

Minggu, 19 Juli 2009 – 22:33 WIB
PATROLI - Sepasukan personil polisi tampak menjalani patroli di salah satu kawasan kota Urumqi, akhir pekan lalu, dalam lanjutan pengamanan pasca-kerusuhan antar etnis di wilayah itu. Foto: AFP/Getty Images.
URUMQI - Pemerintah Cina, Minggu (19/7), mengakui bahwa pasukan yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan dalam kerusuhan di Urumqi, kawasan Xinjiang, telah menembak mati sebanyak 12 orang di tengah kejadian tersebutPihak pejabat setempat juga menyebutkan bahwa jumlah korban mati dari kerusuhan antar etnis itu pun telah bertambah menjadi 197 orang.

Sebelumnya, sebagaimana berita terdahulu, pemerintah Cina telah mengumumkan bahwa bentrok antar warga itu menyebabkan korban tewas setidaknya 184 orang, serta mencederai lebih dari 1.000 orang

BACA JUGA: Taliban Rilis Video Serdadu AS yang Ditawan

Demikian antara lain seperti diberitakan oleh situs CNN, Minggu (19/7).

Nur Bekri, kepala pemerintahan di kawasan Xinjiang, adalah yang memberikan pernyataan soal korban tewas yang disebabkan oleh petugas keamanan itu
Sebagaimana pernyataannya yang dimuat di media massa pemerintah, ia menyebutkan bawa petugas polisi harus menembak mati ke-12 "penjahat" itu setelah sebelumnya tembakan peringatan ke udara tidak diacuhkan.

"Tiga di antara mereka tewas di tempat, sementara sembilan lainnya meninggal kemudian," ungkap keterangan yang dirilis kantor berita Xinhua itu

BACA JUGA: RI-Australia Sepakat Lawan Teroris

Tidak ada pernyataan apakah "penjahat" dimaksud berasal dari etnis Uyghur yang rata-rata adalah muslim, ataukah dari etnis Han yang merupakan warga mayoritas di Cina.

Kerusuhan itu sendiri, seperti banyak diberitakan berbagai media, bermula dari bentrok antara kelompok pekerja dari etnis Uyghur dan Han, di sebuah pabrik mainan di Provinsi Guangdong, sebelah selatan Cina
Dari keributan itu, dilaporkan dua orang keturunan Uyghur meninggal

BACA JUGA: Indonesia Heboh Seharian, Media Internasional Cuma Pagi

Atas kejadian itulah, warga etnis Uyghur di Urumqi pun melakukan protes dan mengambil-alih jalanan, hingga kemudian kekacauan pun pecah.

"Kami tak pernah menyangka (sebelumnya) bahwa para 'bandit' itu sangat-sangat kasar dan biadab," kata Bekri pula, sambil menambahkan bahwa "penjahat" yang ia maksud menggunakan batangan besi, batu, serta bata, untuk membunuh warga yang tak bersalah.

Kamasan otonomi Uyghur Xinjiang dihuni sekitar 20 juta orang, serta terdiri dari 13 etnis masyarakat utama - di mana etnis Uyghur adalah yang terbesarBeberapa kelompok Uyghur di Xinjiang senantiasa menolak kehadiran etnis Han, yang dulunya datang ke kawasan itu untuk mencari pekerjaan(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Isolasi Pemimpin Uighur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler