Sebelumnya, sebagaimana berita terdahulu, pemerintah Cina telah mengumumkan bahwa bentrok antar warga itu menyebabkan korban tewas setidaknya 184 orang, serta mencederai lebih dari 1.000 orang
BACA JUGA: Taliban Rilis Video Serdadu AS yang Ditawan
Demikian antara lain seperti diberitakan oleh situs CNN, Minggu (19/7).Nur Bekri, kepala pemerintahan di kawasan Xinjiang, adalah yang memberikan pernyataan soal korban tewas yang disebabkan oleh petugas keamanan itu
"Tiga di antara mereka tewas di tempat, sementara sembilan lainnya meninggal kemudian," ungkap keterangan yang dirilis kantor berita Xinhua itu
BACA JUGA: RI-Australia Sepakat Lawan Teroris
Tidak ada pernyataan apakah "penjahat" dimaksud berasal dari etnis Uyghur yang rata-rata adalah muslim, ataukah dari etnis Han yang merupakan warga mayoritas di Cina.Kerusuhan itu sendiri, seperti banyak diberitakan berbagai media, bermula dari bentrok antara kelompok pekerja dari etnis Uyghur dan Han, di sebuah pabrik mainan di Provinsi Guangdong, sebelah selatan Cina
BACA JUGA: Indonesia Heboh Seharian, Media Internasional Cuma Pagi
Atas kejadian itulah, warga etnis Uyghur di Urumqi pun melakukan protes dan mengambil-alih jalanan, hingga kemudian kekacauan pun pecah."Kami tak pernah menyangka (sebelumnya) bahwa para 'bandit' itu sangat-sangat kasar dan biadab," kata Bekri pula, sambil menambahkan bahwa "penjahat" yang ia maksud menggunakan batangan besi, batu, serta bata, untuk membunuh warga yang tak bersalah.
Kamasan otonomi Uyghur Xinjiang dihuni sekitar 20 juta orang, serta terdiri dari 13 etnis masyarakat utama - di mana etnis Uyghur adalah yang terbesarBeberapa kelompok Uyghur di Xinjiang senantiasa menolak kehadiran etnis Han, yang dulunya datang ke kawasan itu untuk mencari pekerjaan(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Isolasi Pemimpin Uighur
Redaktur : Tim Redaksi