Dalam jumpa pers di gedung Jiwasraya, Menteng, Selasa (11/1), semua elemen tersebut memiliki pandangan yang sama, bahwa tingkat intimidasi dan radikalisasi terhadap kelompok minoritas makin meningkat tiap tahunnya
BACA JUGA: Sejumlah Menteri Jawab Kritikan Megawati
"Telah terjadi suatu gerakan yang sistematis untuk mengintimidasi dan melakukan pelanggaran terhadap kelompok minoritas beberapa tahun terakhir ini," kata Khairul Anam dari HRWG.Dicontohkan Khairul, sikap terhadap JAI yang dari pusat hingga daerah, relatif sama
Sedangkan Rumadi dari Wahid Institute, memaparkan bahwa sejak 2006-2008 lalu (pihaknya) telah melakukan penelitian tingkat pelanggaran itu di Indonesia
BACA JUGA: Pemilukada Jembrana Digugat ke MK
Hasilnya, dari tahun ke tahun (pelanggaran) terus meningkat di berbagai daerahMubarik Ahmad dari JAI mengatakan, sejak 2005 lalu jamaahnya tidak diperhatikan oleh pemerintah
BACA JUGA: Syamsul Kerap ke Rumahnya di Pejaten
Seperti yang terjadi di Lombok, di mana para pengungsi Ahmadiyah saat kerusuhan tidak diperkenankan pulang ke rumah"Dari 2006, mereka masih di pengungsian sampai sekarang," katanya.Bona Sigalingging dari GKI Taman Yasmin Bogor, juga menyesalkan adanya pelarangan terhadap jemaatnya untuk merayakan Natal 25 Desember lalu oleh muspida dan aparat keamanan"Itu juga terjadi di beberapa daerah lain," katanya.
Pertemuan organisasi minoritas ini sendiri, disebutkan bertujuan untuk menyatakan dukungan terhadap pernyataan resmi Ketua Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Navi Pillay, Jumat (7/1) laluDi mana Pillay mengutuk keras kekerasan terhadap kelompok minoritas keagamaan di duniaPillay menilai, diskriminasi terhadap minoritas keagamaan di beberapa negara seperti Mesir, Nigeria, Pakistan, Malaysia dan Indonesia, telah memprihatinkan(sto/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gayus Lamar Jadi Staf Ahli Kapolri
Redaktur : Tim Redaksi