jpnn.com - JAKARTA - Aktivis perempuan, Rina Kurniawati SH M.Hum mengaku sangat prihatin dengan penyekapan yang dilakukan perusahaan pengiriman TKI ilegal. Menurutnya, tindakan itu merupakan yang tidak berprikemanusiaan dan merendahkan martabat.
Untuk menghindari kejadian terulang, Rina mengusulkan pemerintah untuk membangun lembaga pendidikan keterampilan untuk para calon TKI di daerah-daerah yang menjadi wilayah terbesar pengiriman tenaga informal itu. Pelatihan keterampilan yang dimaksudkan adalah berupa pelayanan hospitality yang berkaitan dengan kebutuhan ketenagakerjaan.
BACA JUGA: KPK Periksa Sekjen DPR Untuk Akil Mochtar
"Pendidikan horpitality itu kan luas. Pra calon TKI ini bisa dibekali pendidikan berupa perhotelan, pendidikan memasak atau chef, dan pendidikan lainnya. Sehingga jika mereka nanti dikirim ke luar negeri, tidak melulu jadi pembantu rumah tangga, tetapi sudah memiliki keterampilan formal. Bisa saja menjadi pelayan restoran, karyawan hotel dan tenaga di kapal pesiar dan lainnya," kata Rina.
Lembaga pendidikan hospitality ini, kata Rina, bisa dibangun di Jawa Barat seperti di Sukabumi, Garut dan wilayah lainnya. Daerah tersebut merupakan pengirim TKI informal terbanyak.
BACA JUGA: Amir Syamsuddin Dukung Denny Laporkan PPI
"Lembaga pendidikan hospitality yang saya usulkan bukan seperti lembaga sekolah atau akademi, yang begitu malah akan mempersulit calon TKI karena memiliki persyaratan tertentu. Mungkin bisa dibangun seperti BLK (Balai Latihan Kerja) atau semacamnya," kata Calon anggota DPR RI dari Jawa Barat 4 ini.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meyakini, jika pemerintah menyiapkan lembaga pendidikan yang mudah dijangkau para calon TKI, maka penyekapan oleh perusahaan jasa pengiriman TKI ilegal bisa dihilangkan.
BACA JUGA: Nadya Mulya Berharap Kasus Ayahnya Cepat Selesai
"Saat ini, penampungan TKI itu beralasan memberikan pelatihan dasar kepada calon TKI. Nyatanya mereka disekap, diperlakukan tidak manusiawi. Diperdagangkan dan perlakuan yang merendahkan martabat kemanusiaan lainnya," tambah dosen senior di Universitas Mercu Buana ini.
Ditambahkan, dengan dibekali pendidikan hospitality tersebut, maka para calon TKI yang akan dikirimkan ke luar negeri memiliki modal untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. "Mereka akan pede (percaya diri, red) mencari kerja. Apalagi, kalau pendidikan itu diikuti pelatihan keterampilan berbahasa Inggris atau bahasa negara tujuan. Para TKI kita juga akan mendapatkan gaji yang lebih baik," pungkasnya.
Disebutkannya, sebenarnya Sukabumi dan Garut adalah daerah yang sudah maju. Namun, karena pengiriman TKI tersebut menimbulkan kesan bahwa kedua kota itu adalah daerah tertinggal. Karena itu, Rina menyatakan siap memperjuangkan menghilangkan stempel sebagai daerah tertinggal tersebut.(fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkumham Dukung Jubir PPI Dilaporkan Polisi
Redaktur : Tim Redaksi