Pemerintah Diminta Layangkan Protes ke Arab Saudi soal Harga Paket Masyair

Kamis, 02 Juni 2022 – 06:56 WIB
Legislator menyampaikan surat keberatan perlu disampaikan untuk menunjukan sikap tegas Indonesia membela jemaah haji asal tanah air. Ilustrasi. Foto Antara/Nikolas Panama

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf berharap Indonesia menyampaikan surat terbuka berisi protes kepada pemerintah Arab Saudi terkait harga paket Masyair untuk penyelenggaraan Haji 2022.

Pasalnya, keputusan itu ditetapkan secara sepihak.

BACA JUGA: 325 Petugas PPIH Berangkat ke Arab Saudi, Ini Pesan Menag Yaqut

Masyair adalah biaya paket pelayanan angkutan bus di Arafah, Muzdalifah dan Mina.

"Kami berharap pemerintah bisa menyampaikan rasa keberatannya secara resmi merespons kebijakan Saudi menetapkan harga paket Masyair dengan angka yang kami nilai tidak wajar," kata Bukhori melalui layanan pesan, Kamis (2/5).

BACA JUGA: Kemenkes Beri Peringatan kepada Petugas Kesehatan dan Calon Jemaah Haji

Terlebih, kata kegislator Fraksi PKS itu, harga paket Masyair diumumkan Arab Saudi jelang keberangkatan jemaah haji. 

Bukhori menyampaikan surat keberatan perlu disampaikan untuk menunjukan sikap tegas Indonesia membela jemaah haji asal tanah air. 

BACA JUGA: Kemenkes Lepas 774 Petugas Kesehatan ke Arab Saudi

"Sekaligus peringatan terhadap Arab Saudi agar pada masa mendatang berkomitmen untuk menepati kesepakatan yang telah disetujui bersama," ungkap dia.

Legislator Daerah Pemilihan I Jawa Tengah juga berharap Indonesia bisa mengajak negara lain untuk menyampaikan rasa keberatan terhadap kebijakan paket Masyair oleh Arab Saudi.

"Minimal tiga negara sehingga pesan tersebut dapat direspons secara memadai,” ucap Bukhori.

Dia melanjutkan biaya Masyair senilai Rp 21 juta per jemaah yang dibebankan ke nilai manfaat dan dana efisiensi berbahaya bagi keberlanjutan pembiayaan haji. 

Sebab, hal itu memicu proporsi antara distribusi nilai manfaat yang diterima jemaah haji yang akan berangkat tahun ini, dengan biaya yang sudah disetorkan sebelumnya menjadi timpang.

“Secara proporsi sangat berat jika model pembiayaan seperti ini dipertahankan karena akan mengancam keberlanjutan pembiayaan haji untuk 30 tahun mendatang,” ungkap Bukhori. (ast/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Kabar Baik Untuk Calon Jemaah Haji 2022, Alhamdulillah


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler