Pemerintah Dinilai Gagal Atasi Karhutla, Siti Nurbaya Meradang

Selasa, 26 Februari 2019 – 23:55 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya saat raker dengan Komisi VII DPR RI. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar meradang karena pemerintah dianggap tidak mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, beberapa pekan terakhir. Apalagi ada suara yang menilai pemerintah gagal.

Siti merespons kritik dari Jikalahari Riau yang menilai kebakaran kembali terjadi karena pemerintah pusat dan daerah tidak bersiap-siap menghadapi musim kemarau.

BACA JUGA: Karhutla di Bengkalis Riau Diyakini Tak Akan Merambat Sampai ke Jambi

"Dia (Jikalahari) punya standar apa, kalau bilang pemerintah enggak siap, dan lain-lain? Cek dikit dong, apa standarnya. Terukur menilainya," ucap Siti di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/2).

Dia menyatakan tidak akan mengelak dari fakta bahwa karhutla memang masih terjadi. Pemerintah, menurutnya, pasti akan memperhatikan dan mengambil langkah. Namun demikian, dia berharap kritik ke pemerintah juga harus didasari fakta yang benar juga.

BACA JUGA: TNI Kirim Ratusan Prajurit Bantu Atasi Karhutla di Pekanbaru

Siti lantas menyodorkan data bahwa pada 2018 lalu, luas areal yang terbakar secara nasional mencapai 510.564 hektare. Angka itu bisa dibandingkan dengan kejadian 2015 yang mencapai 2,6 juta ha. Lebih jauh ke belakang, pada 2006 luas karhutla mencapai 8 juta ha, 1997 seluas 11 juta hektare.

Sejak kejadian besar pada 2015, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya di Riau melalui Badan Restorasi Gambut (BRG). "Artinya apa? Artinya optimistis dong. Ini terus kita perbaiki. Bayangin saja kalau sudah tinggal 200 ribu, 500 ribu. Berarti langkahnya jelas," tutur perempuan 62 tahun itu.

BACA JUGA: Soal Konsesi, Posisi Jokowi Sangat Tegas Hutan untuk Kesejahteraan Rakyat

Untuk itu dia berharap ada standar yang jelas dalam menilai upaya pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi karhutla, terutama di Riau. Segala upaya menurutnya sudah dilakukan, meskipun masih ada kekurangan yang mesti dibenahi ke depan.

Selain itu, kalau kebanyakan yang terbakar belakangan ini adalah lahan masyarakat, maka harus dicari jalan. Misalnya masalah pembukaan lahan tanpa dibakar, namun rakyat tetap bisa berusaha.

"Gimana caranya rakyat tetap bisa berusaha, walaupun membuka lahan tidak boleh dengan dibakar. Jadi hal-hal seperti itu yang harus diberesin. Masak kebakar 600 (hektare) sudah dibilang pemerintah gagal di awal. Kan konyol menurut saya itu," tegasnya.

Mengenai catatan terakhirnya kemarin, Siti menyebut luas kawasan yang terbakar secara nasional tinggal 800 hektare, 600 hektare di antaranya berada di Riau. Itu pun apinya yang sudah mati sedang diverifikasi ulang di lapangan.

Dia juga telah berkomunikasi dengan Gubernur Riau H Syamsuar mengenai kondisi karhutla di Bumi Lancang Kuning. Siti berharap pada saat berlangsung penetapan siaga darurat, satgasnya harus efektif.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Besar IPB: Jangan Politisasi Status Siaga Karhutla di Riau


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler